Rabu, 26 Desember 2012


A.    SRI HARDIANTI
TANPA PASTI
Ini lebih dari sekedar kisah cinta,
Bahkan untuk kisah yang sudah lewat, ini tak biasa

Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku.

Untuk hatiku yang teriris
Bayangan wajahmu yang bersalju manis
Hanya seperti perasaan air jeruk nipis
Yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Bahkan sebuah kesalahan untuk percaya
Bahkan untuk kisah yang sudah tak berdaya

Namun, percaya pada awal yang membohongi
Malah akan membelah hati
Hanya akan membela hati

STRUKTUR BATIN
Ø  Tema : Perpisahan cinta antara dua manusia karena tidak ada restu dan adanya kebohongan
Ø  Nada : Penyair menjadikan pembaca sebagai objek dalam puisi. Penyair seperti bersikap     antipasti dan penuh penyesalan kepada pembaca.
Ø  Perasaan : Sedih karena perpisahan dan rasa benci karena dibohongi
Ø  Amanat : Jangan mudah percaya janji yang belum pasti

STRUKTUR FISIK
Ø  Diksi : Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku
Ø  Pengimajian : Hanya seperti perasaan air jeruk nipis , menggambarkan rasa perih yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Ø  Kata komkrek : Wajahmu yang “bersalju”manis
Bersalju berarti dingin/kaku/tak ada ekspresi
Ø  Bahasa figurative : paradox/berdasarkan premis yang akan menghasilkan kontradiksi
(ketidak pastian untuk menjadi permaisurimu, sebab tanpa mahkota restu)
Ø  Tipografi : baris puisi memenuhi sisi kanan kertas, sedangkan sisi kiri puisi tidak rata halaman tidak dipenuhi jumlah baris pada tiap bait tidak tetap
Ø  Anafora : malah akan membela hati,  Hanya akan membelah hati



Dwi meyliana sari
KASIH PUTIHMU IBU
19 tahun sudah aku bercengkrama dengan alam
Karena Tuhan menitipkanku dalam rahimmu Ibu
Selama itu, yang kutahu di setiap waktumu
Tak sedetikpun kau lewatkan tanpa hangatnya kasihmu

19 tahun sudah aku menghirup udara bebas
Karena kau tak pernah lalai menjagaku Ibu
Selama itu, yang kudapat di setiap waktuku
Adalah cintamu yang tak pernah pudar

Ibu..yang kutahu kini
Hanya ketika aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih bagai putihnya kapas
Hanya ketika di dekatmulah
Kutemukan cinta bagai luasnya jagad raya

Ibu.. sungguh..
Hanya karena senyummulah aku bertahan
Dan hanya karena nafasmulah aku hidup
Karena nafasmu adalah nyawaku 

A. STRUKTUR BATIN PUISI
1. Tema                       : perasaan cinta seorang anak kepada ibunya.
2. Suasana                   : kedamaian.
3. Perasaan penyair     : senang, gembira, damai.
4. Amanat                   : sayangilah ibu. Berbaktilah padanya karena lewat rahimnyalah kita dapat mengenal alam
B. STRUKTUR FISIK PUISI
1. Diksi
 Dalam puisi “Kasih Putihmu Ibu” dapat dilihat pada baris terakhir yaitu “dan hanya karena nafasmulah aku hidup karena nafasmu adalah nyawaku”. Menggambarkan perasaan seorang anak yang begitu menyayangi ibunya hingga hidupnya bergantung pada ibunya.
2. pengimajian
Pada  Ibu, sungguh hanya karena senyummulah aku bertahan”. Imaji visual karena seolah-olah kita dapat melihat senyum ibu.
3. Bahasa figuratif
Bahasa figuratif atau majas yang digunakan adalah smile atau perbandingan. Dapat dilihat pada penggunaan kata bagai.
Ibu..yang kutahu kini
Hanya ketika aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih bagai putihnya kapas
Hanya ketika di dekatmulah
Kutemukan cinta bagai luasnya jagad raya

4. Tipografi atau Tata Wajah
Puisi “Kasih Putihmu Ibu” bentuknya berbaris-baris
5. Kata Konkret
Pada puisi tersebut penulis menggunakan kata “putihnya kapas” untuk menggambarkan atau melukiskan ketulusan kasih seorang ibu.








Isma setianingsih

MALAM
Saat malam telah tiba
Gelam menyertainya
Bintang-bintang menantinya
Bulan siap memancarkan cahayanya
Kududuk diam dan menatapnya
Menikmati segarnya hembusan ombak
Suara gemuruh ombak
Menyertai heningnya malam ini
UNSUR PEMBANGUN SEBUAH PUISI
1.      Struktur Fisik
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik yaitu :
1)      Diksi ( pilihan kata)
Pilihan kata-kata dalam puisi yang berjudul “perasaanku” menggunakan kata yang member makna sesungguhnya tanpa menambahkan makna baru.
2)      Pengimajian
Dalam puisi yang berjudul “perasaanku” penyair menggunakan kata-kata yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan,  mendengar, dan melihatnya.
3)      Kata konkret
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan kata-kata kiasan yang bisa menggambarkan situasi puisi yang sebenarnya, keadaan yang sebenarnya.
4)      Bahasa viguratif
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan bahasa figurative yaitu majas untuk menyampaikan perasaan dan suasana hati. Seperti pada puisi tersebut, penyair merasa kesepian, hening, sesuia dengan suasana hati penyair pada saat itu.
5)      Tipografi atau tata wajah
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan baris-baris yang tidak memenuhi halaman dan memiliki tata wajah puisi yang perbait.
6)      Persifikasi
Pada puisi yang berjudul “ perasaanku” pengarang menggunakan pengulangan bunyi yang tujuannya akan indah jika dibacakan

2.      Struktur Batin
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur batin yaitu :
1)      Tema
Dalam puisi yang berjudul “perasaanku” mengandung tema yaitu “kesepian kian menyertai setian malamku”
2)      Nada dan suasana
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” mengandung nada dan suasana, yaitu npenyair berharap bahwa apa yang disampaikan oleh penyair, apa yang dirasakan oleh penyair bisa dirasakan oleh pembaca. Sedangkan suasana pada puisi itu merupakan kesedihan yang mendalam, kerinduan yang mendalam, dan apa yang dirasakan penyair itu bisa dirasakn oleh pembaca.
3)      Perasaan penyair
Dalam puisi yang berjudul “persaanku” penyair mengungkapkan perasaan penyair dengan ekspresi jiwanya yaitu kesedihan.
4)      Amanat
Dalam puisi yang berjudul :perasaan” penyair ingin menyampaikan sebuah pesan yaitu jagalah orang yang kamu sayangi, selagi dia ada disampingmu karna kamu akan merasa kehilangan jika dia tidak ada disampingmu.

ALIRAN DALAM SASTRA
Puisi-puisi yang penyair ciptakan tersebut termasuk kepada aliran romantik, yang mengungkapkan perasaan jika kebahagian yang disamapikan maka kebahagian yang diungkapkan tanpa tara begitupun sebaliknya, jika kesedihan yang diungkapkan maka diungkapkan tanpa tara.


INDAH RUKMIATI

KEKASIH DAN LAGU INDAHKU
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan piluku

Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu

Aku ini sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Setelah malam benar menyatu pekat

Sedetikpun tak  pernah kulewati
Untuk mengenang kebaikanmu, kebijaksanaanmu dan senyummu
Yang lebih terang dari cahaya makhluk malam

Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap

Aku kembali merindu…………

STRUKTUR FISIK PUISI
1.      Diksi: pilihan kata yang digunakan banyak yang menggunakan kata yang bernada seperti ilalang, dll.  Serta penggunaan bahasa sehari-hari menggambarkan efek realistis contohnya pada bait puisi:         
                                    Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisaku jangkau lagi, seperti dulu


Serta penggunaan kata-kata indah menggambarkan efek romantisme:
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan piluku


2.      Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia.
Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap   ---à Kuburan

Yang lebih terang dari cahaya makhluk malam -à cahaya lampu

3.      Kata Konkret
Untuk melukiskan dan menumbuhkan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti:

Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu

            *Kutipan puisi diatas sangat jelas menggambarkan keadaan atau suasana batin.

4.      Bahasa Figuratif
Aku ini sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Kutipan puisi diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa sunyi tanpa gelombang suaramu yang artinya “suara yg indah” merasa hidupnya sunyi tanpa mendengar suaranya yang merdu, dan begitu indah. Sedangkan “Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini” artinya dengan mendengarkan suara yang merdu itu, kencangnya angin akan di hapus, akan berkurang dan bahkan hilang, hidup penyair akan tenang dan damai jika bersama.
5.      Tipografi
Biasa (dalam bait-bait)

STRUKTUR BATIN PUISI
1.      Tema
Bertema tentang kedukaaan dalam percintaan,  penyair merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya  sehingga hatinya mati setelah orang yang dicintainya pergi, duka hati penyair menambah kelemahan jiwa karena penyair merasa sepi dan sangat kehilangan.
2.      Perasaan Penyair
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian. Itu disebabkan karena kehilangan kekasihnya yang sangat dicintainya.
3.      Nada
Penyair menceritakan kedukaan serta rasa kehilangan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena luka dan kerinduaannya benar-benar sangat dalam.
4.      Amanat
Penyair ingin mengungkapkan kehilangan kekasihnya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkan seseorang menghayati apa arti cinta sesungguhnya serta apa arti kerinduan yang sebenarnya setelah mereka kehilangan.


a.       Hasriani pratama

KAPAS PUTIH
Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini
Menekan dan menahan perasaan
Melarang dan mengharamkan rasa yang pernah ada

Menghapus seluruh bayangan dirinya
Meskipun masih tidak bersih seutuhnya seperti semula
Daripada membiarkan rasa ini tetap berjalan
Membuat kapas putih kian bernoda
Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini
Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini
Jangan biarkan kapas itu menjadi basah karena noda yang ku buat

Diri ini berjanji akan selalu bekukan kisah itu
Sampai akhirnya akan hancur
Bagai puing – puing dan hilang dengan sendirinya
Meskipun diri ini menyadari itu adalah sulit
Dan meski sudah ku haramkan


ANALISIS
Struktur Fisik PUISI
·         Diksi : Dalam puisi KAPAS PUTIH  menggambarkan suatu kenangan indah yang begitu banyak liku liku namun tetap terasa manis untuk selalu di ingat, Oleh karena itu, penggunaan kata kata bahasa sehari hari dapat memberi efek realistis, sedangkan penggunaan kata kata indah dapat memberi efek romantis, dalam puisi ini ‘ Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·         Pengimajian : Penyair secara jelas mengimajikan pengalaman pengalaman jiwa, dalam puisi ini ‘Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini’.
·         Kata Konkret : Kata kata dalam tiap baris merupakan cerminan kepribadian, yaitu suatu bentuk pengekspresian yang bersifat pribadi, dalam puisi ini ‘Menghapus seluruh bayangan dirinya’.
·         Bahasa Figuratif : Penyair mengaitkan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain, seperti dalam bait puisi “ jangan biarkan kapas-kapas putih tahu seperti apa aku ini, dalam puisi ini ‘Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·         Versifikasi : Kata kata yang mendapat penekanan pada tiap baris larik dengan pelantunan irama yang bertekanan lembut (rendah) dan irama dalam puisi adalah suatu rangkaian kata kata seolah olah hidup dan bernyawa, dalam puisi ini rimanya ‘Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini’.
·         Tipografi : Dalam puisi KAPAS PUTIH menggunakan tiporafi baris baris datar





Sturuktur  Batin PUISI
·         Tema : Cinta kasih
·         Perasaan penyair : Dalam hal ini penyair mengungkapkan isi hati secara tuntas,
·         Nada dan suasana : Nada santai dan suasana puisi tersebut dapat mengungkapkan  perasaan  gelisah dan rindu.
·         Amanat : Jangan biarkan rasa egois itu membelenggu dalam jiwa.

Harmianti
Ø Aliran puisi
Dari semua puisi hasil karya saya, maka saya termasuk aliran romantisme dan realisme.

Analisis puisi “ Tanpa Siapa pun “

v  Struktur Fisik

( 1 ) Diksi
pada baris terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “ menunjukkan rasa takut. Jadi, dunia lain itu melukiskan suasana kehidupan gaib.
( 2 ) Pengimajian
·         Pada baris ketiga dan empat bait kedua “ bernafas gemetaran bagai ditiup angin putting beliung “. Seolah-olah mendengar bunyi mulut yang gemetaran karena ditiup angin yang begitu kencang. Itulah disebut imajinasi auditory
·         Pada baris ketiga bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan “. Seolah merasakan ketakutan yang dialami anak kecil. Itulah yang disebut imanasi visual
·         pada baris terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “. Seolah merasa berada di tengah-tengah mahluk gaib. Itulah yang disebut imajinasi visual.

( 3 ) Kata kongkret
Untuk melukiskan suasana yang gelap dan tidak menyenangkan maka saya menggunakan kata “ tak berwarna “  karena kata itu lebih kongkret daripada gelap, keadaan sunyi, atau pun suasana yang menakutkan.



( 4 ) Bahasa figuratif
·         Pada baris keempat bait kedua  “ bagai ditiup angin putting beliung “  menggunakan majas hiperbola ( melebih-lebihkan )
·         Pada baris ketiga dan empat bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan dan bagai hidup di dunia lain “ menggunakan majas perbandingan.



( 5 ) Verifikasi
·         Rima
·         Pada baris ketiga dan empat bait pertama kata  “ bagai “ menggunakan rima depan.
·         Pada baris pertama dan kedua bait kedua kata “ jadi “ menggunakan rima tengah.
·         Ritma
·         Metrum



( 6 ) Tipografi
Baris-baris yang tidak memenuhi halaman.

v  Struktur Batin
( 1 ) Tema
-         ketakutan
( 2 ) Perasaan ( feeling )
-         Takut
-         Sepi
-         sunyi

( 3 ) Nada dan suasana
Suasana: menakutkan

( 4 ) Amanat
Biasakanlah hidup berkawan dengan banyak orang karena hidup sendiri sangat menyiksa batin.


Ratnasari

Biarlah

Biarlah waktu yang akan jadi jawaban,
Biarlah sabar jadi teman perjalanan,
Biarlah diam sebagai tameng perlindungan,
Biarlah doa menjadi sarana pengharapan,
Atas semua rahasia kehidupan,
Atas apa yang ada di balik jalan panjang,
Birlah Allah satu-satunya,
Menjadi sang penunjuk jalan.

v  Struktur batin dalam puisi “Biarlah”
1.      Tema
Pengungkapan jiwa
2.      Perasaan penyair
Sedih
3.      Nada dan suasana
Pada saat saya membuat puisi ini saya merasakan ketenangan dan kepasrahan.
4.      Amanat
Harus bersabar dalam menjalani hidup dan menyerahkan segalanya terhadap sang pencipta.

v  Struktur fisik dalam puisi “Biarlah”
1.      Diksi
Pilihan kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada muram, seperti pada kata biarlah, sabar, diam, dan doa.
2.      Pengimajian
Penciptaan gambaran dalam kata-kata untuk mendiskripsikan sesuatu sehingga kita yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia, seperti: Atas apa yang ada di balik jalan panjang,
3.      Kata konkret
Untuk menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti : Atas semua rahasia kehidupan
4.      Bahasa figuratif
            Kata yang menggunakan majas, yaitu: Biarlah waktu yang akan jadi jawaban, Biarlah        sabar jadi teman perjalanan
5.      Tata wajah / tipografi
Bentuk puisi “Biarlah” adalah berbaris-baris yang tidak memenuhi halaman.

v  Aliran dalam puisi “Biarlah” adalah aliran realism.


Ø  Jenis puisi
-         Diafan
-         Auditorium




SRI DZURIANNI
TUHAN
Sejujurnya kubosan hidup dalam kesedihan
Aku benci hidup kesepian
Namun apa daya inilah kenyataan
Tuhan
Andai bisa kukatakan
Aku kesepian ya Tuhan
Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan
Tuhan
Andai aku boleh bercerita
Saat ini kumerasa hina
Hina tanpa cinta yg kudambakan
Namun Tuhan
Kuyakin kau lebih mengerti
Apa akhir dari kesedihan ini
Hingga Kau beri aku kekasih hati yg abadi

STRUKTUR FISIK
*      DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam puisi diatas, saya menggunkan kata “kesedihan  , kesepian” karena itu sebagai ungapan perasaaan saya, yang saya alami sekerang. Sejujuranya dengan uang atau harta  tidaka akan menjamin kebahagian saya. karena buat apa banyak uang kalau tidak ada rasa kasih sayang atau perhatain dari kelurga dan sahabat  yang membuat hari –hariku ini merasa kesepian. Sehingga saya berbicara dan mengaduh kepada allah swt semata.
Seringkali saya termenung melihat betapa senag dan gembiranya  kebersamaan itu , tapi mau gimana lagi saya seperti “Hina tanpa cinta “ yang merasakan kesendirian  melakukan segalanya.

*      PENGIMAJIAN
Pengimajian dalam puisi diatas dapat dirasakan seorang pembaca betapa kesepiannya penyair ini. Yang dapat dilihat dengan d saya berkomunikasi  dengan allah ,tempat  saya mengaduh dan bercerita.

*      KATA KONKRET
Saya menuliskan daya bayangan yang saya gunakan dalam puisi diatas  salah satunya adalah kebencian  dan kehinaan yang saya rasakan ketika tidak ada teman  atau kelurga disekitar saya. sehingga merasa dikucilkan dan terhina gara-gara cinta. Tapi saya yakinallah maha melihat. dan saya yakin akan indah pada waktunya.
*      BAHASA FIGURATIF
“kekasih hati yg abadi” ini merupakan bahasa yang saya gunakan untuk mengungkapkan dan yakin bahwa allah akan memberikan yang terbaik untuk hambanya, walaupun saya tau bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini.

*      TATA WAJAH atau TIPOGRAF
Lambang dalam puisi diatas  terdiri atas baris-baris yang tidak memenuhi halaman. uisi konvensional dengan dilengkapi berupa titik di tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya, seperti : Aku kesepian ya Tuhan Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan.
*      VERIFIKASI
Menggunakan ritma dan rima. Dalam puisi diatas ritmanya adalah tuhan dan kesepian dan andai, dimana penggulangan kata Tuhan itu selalu diulang dalam setiap bait puisi. Serta rimanya itu merupakan naik atau turunnya ucapan bunyi bahasa seperti Saat ini kumerasa hina Hina tanpa cinta yg kudambakan.
STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Bertema tentang kesedihan yang  menceritakan tentang kesepian seorang perempuan yang tidak memilihki pasangan hidup dan sahabat  serta kelurganya yang begitu sibuk degan urusan mereka masing-masing.melimpah .Jika kita uraikan bait demi bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Ø  Bait I

Penyair merasakan kesedihan yang  sangat mendalam merasakan kebosanan dan jenuh, walaupun banyak harta kalau hidup sendiri tidak ada gunanya, tidak ada keindahannya  yang menarik yang dia alami dalam kehidupannya.
Ø  Bait II

Pada bagain ini merupakan inti dari kesepian yang tidak bisa di bendung lagi  hanya bisa bercerita dan mengaduh kepada allah swt. Rasa yang dia alami sangat sakit tanpa ada orang yang menemaninya.
Ø  Bait III
Penyair dibagian ini mersakan kehinaan yang mendalam dalam jiwanya, merasa tidak laku oleh cinta, tapi dia memiliki keyakinan yang kuat terhadap allah  untuk mendapatkan kekasih yang abadi , yang diberikan kepadanya.
2.      Nada
Suasan dan sikap Penyair yang dicerikan dalam puisinya yaitu  tentang  kesedihannya dan kesepiannya dalam menjalani hidup tanpa ada pasangan.
3.      Perasaan penyair
Perasaan penyair saat menciptakan puisi merasakan  kesengsaraan dan ehinaan oleh cinta dan kurangnya kasih sayang yang dia rasakan  dari orang yang berada disekelilingnya.

4.      Amanat
Penyair ingin mengungkapkan perasaan kesedihan dan kesendirian itu ternyata tidak bagus, walaupun banyak harta tapi kalau tidak ada kebahagiaan tidak ada rasa cinta , hidup tidak berarti.walupun hidup sederhana, tapi penuh kasih sayang dan kebersamaan akan nikmat dirasakan dan harus disyukuri.

ALIRAN PUISI                    
Dalam puisi “TUHAN’ termasuk karya puisi saya diatas, menurut saya termasuk aliran ekspresionisme yang berbicara tentang perasaan hati yang bergelora, yang ada dalam batin saya. ekspresi jiwa, saya ungkapkan dalam puisi ini sebagai gambaran tentang keadaan atau suasana hati yang saya alami.

FITRIANI SANDUPA
BUNGA

Kulihat warna warni bunga di taman
Warnanya merah merona
Semerbak harum mewangi
Tatkala kupandang begitu indah
Begitu nyaman bila di pandang
Membuat hatiku senang
Aku tersenyum senang
Ku tak bosan untuk memandang
Rasanya ingin kupetik
Lalu kusimpan dalam kamar
Ku cium dan kupersembahkan untukmu yang tersayang
Oh, Tuhanku
Terima kasih atas anugerahMu

v  Struktur Fisik Puisi
1.      Diksi
Pilihan kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada bahagia, dipantulkan oleh kata-kata : merah merona, semerbak, tatkala, kupersembahkan dll.
2.      Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia, seperti: kulihat warna warni bunga di taman, lalu kusimpan dalam kamar, warnanya merah merona, di pandang, dan ku cium.
3.      Kata konkret
Untuk menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti : warnamu merah merona, semerbak harum mewangi, tatkala kupandang begitu indah. 
4.      Majas(bahasa figuratif)
Gaya bahasa perbandingan ditemukan pada kalimat “ semerbak harum mewangi” untuk menyamakan sesuatu yang lain dengan menggunakan kata pembanding.
5.      Verifikasi
Menggunakan ritma pergantian turun naik ucapan bunyi bahasa seperti pada bait III “ku cium dan kupersembahkan untukmu yang tersayang. Oh, Tuhanku terimah kasih atas anugerahMu”.
6.      Tipografi
Menggunakan tipografi puisi konvensional dengan dilengkapi enyambemen berupa titik di tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya, seperti : “ Tatkala ku pandang begitu indah. Begitu nyaman bila di pandang”.

v  Struktur Batin Puisi
5.      Tema
Bertema tentang kesenangan yang melimpah karena melihat bunga yang sangat indah. Jika kita uraikan bait demi bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Bait I
Penyair merasakan kesenangan yang melimpah karena melihat bunga. Bunga itu telah membuat hatinya sangat nyaman.
Bait II
Penyair sangat senang dan tersenyum memandang bunga itu dan membuat hainya ingin memetik bunga tersebut.
Bait III
Setelah ia merasakan ingin memetik bunga itu lalu ia menyimpannya dalam kamar dan menciumnya setiap saat. Rasa senang itu dilanjutkan dengan ucapan rasa syukurnya “oh, Tuhanku terima kasih atas anugerahMu”.
6.      Nada
Penyair menceritakan tentang kesenangannya terhadap bunga.
7.      Perasaan penyair
Perasaan penyair saat menciptakan puisi merasakan kesenangan, kegembiraan, itu disebabkan karena kecintaannya terhadap bunga.
8.      Amanat
Penyair ingin mengungkapkan perasaan senangnya terhadap bunga yang menyebabkan seseorang ikut menyukai dan menyenangi bunga karena dapat membuat suasana hati menjadi senang dan nyaman.

A.     PADA ULENG
Sampai Engkau Pergi

Dirimu menemaniku
Menemani hari-hariku yang hampa dan sepi
Kini kau pergi meninggalkanku
Di saat aku mencintaimu

Kau berikan aku segalanya
Kau rela mencercah hidupmu
Hanya untuk kebahagiaanku
Kau menjadikan dirimu atas aku

Tapi….
Yang kau dapat hanyalah duri
Duri, dariku
Dariku yang sering melukaimu

Bahkan sampai engkau pergi
Aku masih tetap menyesali duri yang kuberikan padamu
Apalah dayaku
Entah bagaimana aku bisa mengganti duri itu menjadi bunga yang indah….


-          Aliran Puisi

Aliran yang terdapat pada puisi-puisi karya saya dapat di simpulkan bahwa puisi saya termasuk aliran romantisme dan realisme

-          Analisis puisi yang berjudul “ Sampai Engkau Pergi”

·         Struktur Fisik

1.      Diksi
Dari kutipan puisi “Sampai Engkau Pergi” yang bunyinya “Yang kau dapat hanyalah duri, Duri, dariku, dan Dariku yang sering melukaimu” dapat saya simpulkan bahwa kata duri dalam puisi tersebut melukiskan tentang luka hati atau tentang perasaan duka.

2.      Pengimajian

Pada baris pertama, ke dua, dan ke tiga terdapat kata “dirimu yang menemaniku, menemani hari-hariku yang hampa dan sepi, kini kau pergi meninggalkanku”. Kata-kata tersebut seolah-olah membawa kita pada kisah tersebut, kisah seseorang yang meninggalkan kita di saat kita sudah merasa mencintainya dan dia pergi meninggalkankan kita. Kata tersebut dapat di golongkan pada “Imaji Visual”.

3.      Kata Kongkret

Pada baris ke lima sampai baris akhir puisi tersebut dapat saya simpulkan sebagai kata kongkret di mana kata-kata yang terdapat di  dalamnya melukiskan tentang keadaan dan suasana batin yang membuat pembaca agar bias merasakan luka batin atau membangkitkan imaji pembaca.

4.      Bahasa Figuratif

Pada bais ke delapan dapat disimpulkan bahwa untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa. Maksudnya,dari kata “Kau menjadikan dirimu atas aku” yaitu seolah-olah hidup seseorang berada di atas tangan pasangannya.

5.      Versifikasi

·         Rima
a.       Pada baris ke dua terdapat kata “hari-hariku” termasuk rima tengah.
b.      Pada baris ke empat dan ke lima terdapt pengulangan kata depan, termasuk pada rima depan.


·         Ritma
Pada baris ke enam sampai baris ke delapan pergantian turun naik, panjang pendek, keras dan lembutnya bunyi bahasa dengan teratur. Kata “kau rela mencercah hidupmu” di baca lembut lalu kata “hanya untuk kebahagiaanku” di baca keras, dan kata “kau menjadikan dirimu atas aku” di baca turun naik.

·         Metrum
Pada baris awal sampai akhir irama puisi tersebut sudah tetap.

6.      Tipografi

Perwajahannya berbentuk baris-berbaris


-          Struktur Batin

1.      Tema

Tema yang terdapat pada puisi “Sampai Engkau Pergi” menceritakan tentang  percintaan.

2.      Perasaan Penyair
Menceritakan tentang luka batin.

3.      Nada dan Suasana
Suasana hati yaitu tentang kebahagiaan yang berbalut kesedihan.

4.      Amanat
Mendorong seseorang untuk berhati-hati dalam memilih pasangannya dan jangan mencintai seseorang terlalu berlebihan.



Nurherniati

MENGANALISIS PUISI

SAHABAT KU
Sahabat bagaikan tempatku berteduh
Bila aku terkena air mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi hidup,yang tak ada di tempat lain,
Hanya sahabat yang mengerti dan memahami
Apa yang sedang aku alami sekarang
                             
Tanpa sahabat
Bagai jiwa yang hilang dari ragaku
Membuat ragaku yang tak mampu bergerak dalam langkahku
Persahabatan ini akan abadi
Meski di dunia initak ada yang abadi

STRUKTUR FISIK PUISI
1.     DIKSI

2.    PENGIMAJIAN
·         Sahabat bagaikan tempatku berteduh
          Bila aku terkena air mata dalam kesedihanku
3.    KATA KONKRET
·         Bagai jiwa yang hilang dari ragaku
Membuat ragaku yang tak mampu bergerak dalam langkahku
4.    BAHASA FIGURATIF
·         Bila aku terkena air mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi hidup,yang tak ada di tempat lain,
5.    VERSIFIKASI
·         Rima       : Sahabat
·         Ritma      :


Jusmiati rahman
PULANG      
Saya ingin ada ayah di ulang tahun ke 21,21,23 bahkan sampai umur ku semakin menuah
Saya ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang sarjana nanti
Saya ingin ada ayah ketika saya menikah nanti
Bahkan menjadi wali nikahku,bukan dia, bukan mereka
Dan saya ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang ibu dan kau menjadi seorang kakek
Tapi belum sempat itu semua terjadi tuhan sudah menyuruhnya untuk ‘PULANG’

v  Struktur Fisik Puisi
7.      Diksi
Pemilihan kata dalam puisi yang berjudul ‘ Pulang ‘ ini banyak menggunakan kata-kata yang bernada sedih. Ini terlihat dari kata-kata yang banyak menggunakan kata ingin dan tuhan sudah menyuruhnya untuk pulang
8.      Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia, seperti: saya ingin
3..  Kata konkret
Untuk menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti : saya ingin ada ayah ketika saya ulang tahun nanti, saya ingin ada ayah ketika saya sarjana, saya ingin ada ayah ketika menikah dan menjadi wali nikah, saya ingin ada ayah ketika saya menjadi ibu nanti.
4    Majas(bahasa figuratif)
      Pada puisi ini tidak menggunakan majas sama sekali.
5.   Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma, rima dan metrum
Pada semua baris dalam puisi ini kata-katanya di ulangi. Sedangkan ritmanya hampir semua sama tidak ada yang turun naik.
6.   Tipografi
      Menggunakan tipografi puisi yang sering digunakan penyair pada umumnya

v  Struktur Batin Puisi
9.      Tema
Puisi ini bertemakan kesedihan, bagaimana perasaan kita saat harus kehilangan orang yang kita cintai entah itu teman, saudara atau orang tua sekalipun. Jika kita uraikan baris demi baris pada puisi pulang ini, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Baris pertama hingga baris akhir pada dasarnya sama hanya terletak pada akhir kalimat seperti, pada baris pertama akhir kalimat penyair mengatakan ia ingin ada ayah ketika di hari ulang tahunnya, pada baris ke dua penyair ingin ada ayah ketika ia sarjana, pada baris ke tiga penyair mengatakan bahwa ia ingin ada ayah ketika menikah, pada baris ke empat penyair ingin ayahnya menjadi wali nikahnya, pada baris ke lima penyair mengatakan ia ingin ada ayah ketika penyair menjadi seorang ibu dan ayahnya menjadi seorang kakek. Dan pada baris terakhir penyair mengatakan belum sempat itu semua terjadi tuhan sudah menyuruhnya untuk pulang.
10.  Nada
Penyair menceritakan tentang kesedihannya yang harus kehilangan orang tua yaitu Ayah, saat membuat dan membacakan puisi ini penyair sampai harus meneteskan air matanya karena begitu terpukulnya.
11.  Perasaan penyair
saat menciptakan puisi ini penyair merasakan kedukaan dan kehilangan yang amat        sangat, dimana penyair harus kehilangan orang yang sangat ia cintai.
12.  Amanat
Yang ingin penyair sampaikan pada pusi ini adalah dimana kita harus berbakti kepada orang tua kita, orang yang telah membesarkan dan merawat kita hingga dewasa, jangan sampai kita belum sempat membahagiakannya tapi beliau telah di panggil oleh Allah yang maha kuasa.

kiki

Hati Yang Setengah

SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal dan ku tumis
untuk menambah hatiku
yang telah kau curi
Lalu yang malam Selasa



Pengkajian struktur fisik dan batin puisi “Hati Yang Setengah”
1.      STRUKTUR FISIK
a.      Diksi0
-          SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
-          Lalu yang malam Selasa

b.      Pengimajian
~ Imaji gustatory (pencicipan)
-          AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal dan ku tumis

c.       Kata Konkret
-          SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN

d.      Bahasa Figuratif
~ Hiperbola
-          untuk menambah hatiku
yang telah kau curi

e.       Tata Wajah atau Tipografi
Perwajahan puisinya dalam bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.

f.       Versifikasi
-          Rima
-          Ritma
-          Metrum

g.      STRUKTUR BATIN
a.      Tema
Tema puisi ini adalah sakit hati karena cinta yang tidak terbalas.

b.      Nada dan Suasana
-          Suasana    : sedih

c.       Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi adalah rasa sakit hati karena cinta yang tak terbalas sehingga diungkapkan dengan kata-kata “sepotong hatimu berikanlah, aka aku makan, untuk menambah hatiku, yang telah kau curi”.

d.      Amanat
Tidak usah terlalu teringat dengan rasa sakit hati itu.

~ Macam puisi saya ini termasuk ke dalam puisi auditorium,  puisi subyektif, dan puisi prismatik.
~ Berdasarkan puisi-puisi yang telah saya buat, maka saya berkesimpulan aliran puisi yang saya ikuti adalah aliran romantisme dan ekspresionisme.

Kasmawati
SEKIAN TAHUN PELUK FATAMORGANA
tancapkan anak panah
tepat dijantung rakyatnya
membius tak sadar
terjerat untaian kata
membumbung penuh fatamorgana

yah, hari ini kita merasa nyaman
hari ini kita disapa
hari ini kita tersenyum
hari ini harapan itu ada

esok kita menjerit
esok kita diam
esok siapa lagi terbius olehnya?

Makassar, 26 September 2012

v  Struktur batin dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1.      Tema
Tema dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana adalah tentang perjuangan  atau sosial
2.      Perasaan penyair
perasaan penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair menggambarkan perasaan jengkel dalam puisinya terhadap pemerintah yang semena-mena terhadap rakyatnya.
3.      Nada dan suasana
penyair menggambarkan suasana kecewa dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana.
4.      Amanat
Dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair ingin menyampaikan pesan atau amanat kepada pembaca bahwa pemerintah sekarang ini hanyalah janji-janji belaka karena alasan kedudukan, setelah ia mendapatkan jabatan kedudukan itu, maka rakyatnya akan dilupakan dan tidak dipedulikan lagi.

v  Struktur fisik dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1.      Diksi
Dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair memilih kata yang tepat, kata-kata diberi makna baru, dan yang tidak bermakna diberi makna sesuai dengan kehendak penyair.
2.      Pengimajian
Perasaan kecewa yang dituangkan penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, bukan hanya ingin diketahui pembaca, melainkan penyair menginginkan pembaca untuk merasakan perasaan kecewa, seperti yang dirasakan oleh penyair.
3.      Kata konkret
Dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana mengandung kata kiasan atau lambang yang dapat ditangkap oleh panca indera, contonya kata “panah”.
4.      Tata wajah atau tipografi
Tata wajah atau tipografi dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, hanya membentuk baris-baris yang tidak memenuhi alamat.

v  Aliran dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana” adalah aliran realisme sosial.

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DALAM PUISI “RINDU”
RINDU

Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...


Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...


Struktur Fisik
·         Diksi: Pilihan Kata
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

·         Pengimajian:
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih..                    
(Tangisan)


·         Kata konkret:
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...
**Kutipan puisi diatas, sangat jelas menggambarkan keadaan atau suasana batin.

·         Bahasa Figuratif:
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...
**Kutipan puisi diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa “peraduan bayang maya” artinya “mimpi” mimpi pada saat tidur itu terkadang tidak dianggap nyata oleh sebagian orang. Sedangkan “harapan” itu sendiri bermakna sesuatu yang penyair inginkan, atau bias disebut tujuan yang hendak dicapai.

·         Tipografi:
Biasa (dalam bait-bait)
Struktur Batin
·         Tema:
“Percintaan” (Seseorang yang sedang dilanda kerinduan pada kekasihnya)

·         Perasaan penyair :
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
**Kutipan puisi diatas menggambarkan perasaan penyair yang sedang sedih, beserta tangisan yang diungkapkan melalui bait puisi pertama.

·         Nada dan suasana :
**Unsur ini tidak dapat ditentukan oleh penyair jika tidak dibacakan, melainkan dapat ditentukan oleh pembaca.

·         Amanat :
Ketika seseorang mengalami kesedihan diakibatkan karena kerinduan yang sangat mendalam, kita tidak boleh terus-terusan dalam kesedihan dan air mata, sebaiknya kita Sholat, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia selalu dalam perlindungan-Nya, betapa tidak? Sholat bisa membuat hati kita tenang, dan kepada-Nya lah kita senantiasa berharap.

STRUKTUR FISIK, BATIN DAN ALIRAN DALAM PUISI DARMAWATI FIRDAUS

FIRDAUS
Bulu mata lentik
Atas bantuan mascara
Bibir yang merah mereka
Karena benda yang sering disebut lipstik
                        Dengan kulit yang agak gelap
                        Namun terlihat manis
                        Postur tubuh kecil dan kurus
                        Membuatnya terlihat lebih cantik nan anggun
                        Terbalut akan gaun yang dikenakan
Darmawati Firdaus
Gadis 21 tahun yang apa adanya
Tapi akan memukau
Dengan senyum apa adanya




A.   STRUKTUR FISIK
1.      Diksi (Pemilihan Kata)
Dalam puisi “Firdaus” pemilihan kata-kata sangat dilakukan secara cermat, kata-kata yang ditulis sudah dipertimbangkan makna, bunyi, irama yang memberikan daya sugesti terhadap kata untuk menghasilkan makna dibalik makna sesuai apa yang diinginkan oleh penyair.
Sebagai contoh dalam puisi “Firdaus”, penyair menulis salah satu baris berbunyi: Tapi akan memukau  / Dengan senyum apa adanya , kata-kata dalam baris itu tidak boleh dibolak-balik menjadi : apa adanya dengan senyum, atau salah satu kata-katanya diganti dengan makna yang sama karena dengan adanya penggantian urutan kata dengan penggantian kata-kata itu akan merusak keindahan dalam puisi tersebut sehingga kehilangan daya gaib yang ada dalam puisi.
2.      Pengimajian
Pengimajian merupakan susunan kata yang mengungkapkan pengalaman penyair seolah-olah dapat dilihat, didengar dirasakan oleh pembaca yang disampaikan oleh pendengar.
Darmawati Firdaus
Gadis 21 tahun yang apa adanya
Tapi akan memukau
Dengan senyum apa adanya
Dalam puisi “Firdaus” tersebut di atas, kita seolah-olah dapat membayangkan seseorang yang sedang berdiri tepat dihadapan kita, dengan senyum apa adanya, senyum yang diberikan kepada kita itu sangat menawan dan apa adanya yang terpancar dari bibirnya.
3.      Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata kiasan atau lambang yang dapat ditangkap oleh panca indera yang dikemukakan oleh penyair.
Untuk membangkitkan imaji pembaca maka kita harus menggunakan kata-kata yang konkret. Seperti halnya pengimajian kata konkret juga sangat erat kaitannya dengan kata-kata kiasa atau lambang. Dalam puisi “Firdaus” terdapat kata konkret yaitu Dengan kulit yang agak gelap  / Namun terlihat manis karena kata-kata tersebut dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh.
4.      Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif merupakan bahasa yang tersusun yang menyebabkan puisi tersebut kaya makna atau prismatis, bermajas dan perlambangan.
Dengan kulit yang agak gelap
Namun terlihat manis
Postur tubuh kecil dan kurus
Membuatnya terlihat lebih cantik nan anggun
Terbalut akan gaun yang dikenakan
Penyair menggunakan bahasa figuratif untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan yang secara tidak langsung mengungkapkan makna yang terkandung puisi. Untuk menggambarkan suasana hati yang senang, gembira, penyair menggunakan majas dalam  puisinya.
5.      Tata Wajah atau Tipografi
Tipografi merupakan bentuk atau perwajahan puisi. Maksudnya puisi itu ditulis seperti paragraf dalam prosa, dalam baris-baris yang tidak memenuhi halaman, atau dalam bentuk lain.
Puisi “Firdaus” ditulis dalam bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.
6.      Persifikasi (Rima, Ritma, Metrum)
Didalam puisi terdapat bunyi yang disebut dengan rima dan ritma. Ritma adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas. Dengan adanya pengulangan bunyi tersebut penyair akan lebih mempertimbangkan lambang bunyi puisi akan semakin merdu dan semakin indah jika dibaca.




B.     STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Tema merupakan persoalan yang paling mendesak yang ingin disampaikan oleh penyair. Tema yang dikemukakan oleh penyair dalam puisi “firdaus” adalah ke sederhanaan.
2.      Perasaan (Feeling)
Perasaan atau feeling merupakan sikap penyair yang diungkapkan dalam puisi. Dalam puisi “Firdaus” perasaan penyair itu menunjukkan perasaan yang senang dan gembira. Sikap penyair nampak membedakan perasaan penyair menghadapi objek tertentu.
3.      Nada dan Suasana
Melalu puisi, penyair selalu berusaha agar apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya dapat terwakili. Dalam sebuah pembicaraan, apa yang dibicarakan sangat erat kaitannya atau hubungannya dengan nada yang digunakan.
Nada suara yang tinggi dan yang rendah, keras dan lembut, cepat dan lambat akan menimbulkan kesan tertentu. Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi dari seorang penyair.
4.      Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca setelah memahami tema, perasaan, nada dan suasana.
Amanat yang ingin disampaikan penyair melalu puisi “Firdaus” adalah keistimewaan seorang wanita tidak dinilai dari paras tubuhya yang indah melainkan dari hatinya yang tulus dan ikhlas.

C.    ALIRAN DALAM PUISI
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat kaitannya dengan sikap dan jiwa penyair dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Aliran puisi saya itu merupakan aliran romantisme. Karena dalam kebanyakan puisi yang saya buat lebih mengutamakan perasaan yang menggambarkan kenyataan hidup dengan penuh kebahagian dan keindahan. Aliran romantisme ini lebih mementingkan perasaan. Karya-karya yang bersifat romantik seringkali membuat perasaan pembacanya ikut larut dalam karya sastra tersebut.


A.    SRI HARDIANTI
TANPA PASTI
Ini lebih dari sekedar kisah cinta,
Bahkan untuk kisah yang sudah lewat, ini tak biasa

Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku.

Untuk hatiku yang teriris
Bayangan wajahmu yang bersalju manis
Hanya seperti perasaan air jeruk nipis
Yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Bahkan sebuah kesalahan untuk percaya
Bahkan untuk kisah yang sudah tak berdaya

Namun, percaya pada awal yang membohongi
Malah akan membelah hati
Hanya akan membela hati

STRUKTUR BATIN
Ø  Tema : Perpisahan cinta antara dua manusia karena tidak ada restu dan adanya kebohongan
Ø  Nada : Penyair menjadikan pembaca sebagai objek dalam puisi. Penyair seperti bersikap     antipasti dan penuh penyesalan kepada pembaca.
Ø  Perasaan : Sedih karena perpisahan dan rasa benci karena dibohongi
Ø  Amanat : Jangan mudah percaya janji yang belum pasti

STRUKTUR FISIK
Ø  Diksi : Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku
Ø  Pengimajian : Hanya seperti perasaan air jeruk nipis , menggambarkan rasa perih yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Ø  Kata komkrek : Wajahmu yang “bersalju”manis
Bersalju berarti dingin/kaku/tak ada ekspresi
Ø  Bahasa figurative : paradox/berdasarkan premis yang akan menghasilkan kontradiksi
(ketidak pastian untuk menjadi permaisurimu, sebab tanpa mahkota restu)
Ø  Tipografi : baris puisi memenuhi sisi kanan kertas, sedangkan sisi kiri puisi tidak rata halaman tidak dipenuhi jumlah baris pada tiap bait tidak tetap
Ø  Anafora : malah akan membela hati,  Hanya akan membelah hati



Dwi meyliana sari
KASIH PUTIHMU IBU
19 tahun sudah aku bercengkrama dengan alam
Karena Tuhan menitipkanku dalam rahimmu Ibu
Selama itu, yang kutahu di setiap waktumu
Tak sedetikpun kau lewatkan tanpa hangatnya kasihmu

19 tahun sudah aku menghirup udara bebas
Karena kau tak pernah lalai menjagaku Ibu
Selama itu, yang kudapat di setiap waktuku
Adalah cintamu yang tak pernah pudar

Ibu..yang kutahu kini
Hanya ketika aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih bagai putihnya kapas
Hanya ketika di dekatmulah
Kutemukan cinta bagai luasnya jagad raya

Ibu.. sungguh..
Hanya karena senyummulah aku bertahan
Dan hanya karena nafasmulah aku hidup
Karena nafasmu adalah nyawaku 

A. STRUKTUR BATIN PUISI
1. Tema                       : perasaan cinta seorang anak kepada ibunya.
2. Suasana                   : kedamaian.
3. Perasaan penyair     : senang, gembira, damai.
4. Amanat                   : sayangilah ibu. Berbaktilah padanya karena lewat rahimnyalah kita dapat mengenal alam
B. STRUKTUR FISIK PUISI
1. Diksi
 Dalam puisi “Kasih Putihmu Ibu” dapat dilihat pada baris terakhir yaitu “dan hanya karena nafasmulah aku hidup karena nafasmu adalah nyawaku”. Menggambarkan perasaan seorang anak yang begitu menyayangi ibunya hingga hidupnya bergantung pada ibunya.
2. pengimajian
Pada  Ibu, sungguh hanya karena senyummulah aku bertahan”. Imaji visual karena seolah-olah kita dapat melihat senyum ibu.
3. Bahasa figuratif
Bahasa figuratif atau majas yang digunakan adalah smile atau perbandingan. Dapat dilihat pada penggunaan kata bagai.
Ibu..yang kutahu kini
Hanya ketika aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih bagai putihnya kapas
Hanya ketika di dekatmulah
Kutemukan cinta bagai luasnya jagad raya

4. Tipografi atau Tata Wajah
Puisi “Kasih Putihmu Ibu” bentuknya berbaris-baris
5. Kata Konkret
Pada puisi tersebut penulis menggunakan kata “putihnya kapas” untuk menggambarkan atau melukiskan ketulusan kasih seorang ibu.








Isma setianingsih

MALAM
Saat malam telah tiba
Gelam menyertainya
Bintang-bintang menantinya
Bulan siap memancarkan cahayanya
Kududuk diam dan menatapnya
Menikmati segarnya hembusan ombak
Suara gemuruh ombak
Menyertai heningnya malam ini
UNSUR PEMBANGUN SEBUAH PUISI
1.      Struktur Fisik
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik yaitu :
1)      Diksi ( pilihan kata)
Pilihan kata-kata dalam puisi yang berjudul “perasaanku” menggunakan kata yang member makna sesungguhnya tanpa menambahkan makna baru.
2)      Pengimajian
Dalam puisi yang berjudul “perasaanku” penyair menggunakan kata-kata yang menggambarkan sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan,  mendengar, dan melihatnya.
3)      Kata konkret
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan kata-kata kiasan yang bisa menggambarkan situasi puisi yang sebenarnya, keadaan yang sebenarnya.
4)      Bahasa viguratif
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan bahasa figurative yaitu majas untuk menyampaikan perasaan dan suasana hati. Seperti pada puisi tersebut, penyair merasa kesepian, hening, sesuia dengan suasana hati penyair pada saat itu.
5)      Tipografi atau tata wajah
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan baris-baris yang tidak memenuhi halaman dan memiliki tata wajah puisi yang perbait.
6)      Persifikasi
Pada puisi yang berjudul “ perasaanku” pengarang menggunakan pengulangan bunyi yang tujuannya akan indah jika dibacakan

2.      Struktur Batin
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur batin yaitu :
1)      Tema
Dalam puisi yang berjudul “perasaanku” mengandung tema yaitu “kesepian kian menyertai setian malamku”
2)      Nada dan suasana
Dalam puisi yang berjudul “ perasaanku” mengandung nada dan suasana, yaitu npenyair berharap bahwa apa yang disampaikan oleh penyair, apa yang dirasakan oleh penyair bisa dirasakan oleh pembaca. Sedangkan suasana pada puisi itu merupakan kesedihan yang mendalam, kerinduan yang mendalam, dan apa yang dirasakan penyair itu bisa dirasakn oleh pembaca.
3)      Perasaan penyair
Dalam puisi yang berjudul “persaanku” penyair mengungkapkan perasaan penyair dengan ekspresi jiwanya yaitu kesedihan.
4)      Amanat
Dalam puisi yang berjudul :perasaan” penyair ingin menyampaikan sebuah pesan yaitu jagalah orang yang kamu sayangi, selagi dia ada disampingmu karna kamu akan merasa kehilangan jika dia tidak ada disampingmu.

ALIRAN DALAM SASTRA
Puisi-puisi yang penyair ciptakan tersebut termasuk kepada aliran romantik, yang mengungkapkan perasaan jika kebahagian yang disamapikan maka kebahagian yang diungkapkan tanpa tara begitupun sebaliknya, jika kesedihan yang diungkapkan maka diungkapkan tanpa tara.


INDAH RUKMIATI

KEKASIH DAN LAGU INDAHKU
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan piluku

Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu

Aku ini sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Setelah malam benar menyatu pekat

Sedetikpun tak  pernah kulewati
Untuk mengenang kebaikanmu, kebijaksanaanmu dan senyummu
Yang lebih terang dari cahaya makhluk malam

Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap

Aku kembali merindu…………

STRUKTUR FISIK PUISI
1.      Diksi: pilihan kata yang digunakan banyak yang menggunakan kata yang bernada seperti ilalang, dll.  Serta penggunaan bahasa sehari-hari menggambarkan efek realistis contohnya pada bait puisi:         
                                    Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisaku jangkau lagi, seperti dulu


Serta penggunaan kata-kata indah menggambarkan efek romantisme:
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan piluku


2.      Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia.
Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap   ---à Kuburan

Yang lebih terang dari cahaya makhluk malam -à cahaya lampu

3.      Kata Konkret
Untuk melukiskan dan menumbuhkan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti:

Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu

            *Kutipan puisi diatas sangat jelas menggambarkan keadaan atau suasana batin.

4.      Bahasa Figuratif
Aku ini sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Kutipan puisi diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa sunyi tanpa gelombang suaramu yang artinya “suara yg indah” merasa hidupnya sunyi tanpa mendengar suaranya yang merdu, dan begitu indah. Sedangkan “Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini” artinya dengan mendengarkan suara yang merdu itu, kencangnya angin akan di hapus, akan berkurang dan bahkan hilang, hidup penyair akan tenang dan damai jika bersama.
5.      Tipografi
Biasa (dalam bait-bait)

STRUKTUR BATIN PUISI
1.      Tema
Bertema tentang kedukaaan dalam percintaan,  penyair merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya  sehingga hatinya mati setelah orang yang dicintainya pergi, duka hati penyair menambah kelemahan jiwa karena penyair merasa sepi dan sangat kehilangan.
2.      Perasaan Penyair
Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian, dan kesendirian. Itu disebabkan karena kehilangan kekasihnya yang sangat dicintainya.
3.      Nada
Penyair menceritakan kedukaan serta rasa kehilangan cintanya dengan nada ratapan yang sangat mendalam, karena luka dan kerinduaannya benar-benar sangat dalam.
4.      Amanat
Penyair ingin mengungkapkan kehilangan kekasihnya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkan seseorang menghayati apa arti cinta sesungguhnya serta apa arti kerinduan yang sebenarnya setelah mereka kehilangan.


a.       Hasriani pratama

KAPAS PUTIH
Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini
Menekan dan menahan perasaan
Melarang dan mengharamkan rasa yang pernah ada

Menghapus seluruh bayangan dirinya
Meskipun masih tidak bersih seutuhnya seperti semula
Daripada membiarkan rasa ini tetap berjalan
Membuat kapas putih kian bernoda
Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini
Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini
Jangan biarkan kapas itu menjadi basah karena noda yang ku buat

Diri ini berjanji akan selalu bekukan kisah itu
Sampai akhirnya akan hancur
Bagai puing – puing dan hilang dengan sendirinya
Meskipun diri ini menyadari itu adalah sulit
Dan meski sudah ku haramkan


ANALISIS
Struktur Fisik PUISI
·         Diksi : Dalam puisi KAPAS PUTIH  menggambarkan suatu kenangan indah yang begitu banyak liku liku namun tetap terasa manis untuk selalu di ingat, Oleh karena itu, penggunaan kata kata bahasa sehari hari dapat memberi efek realistis, sedangkan penggunaan kata kata indah dapat memberi efek romantis, dalam puisi ini ‘ Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·         Pengimajian : Penyair secara jelas mengimajikan pengalaman pengalaman jiwa, dalam puisi ini ‘Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini’.
·         Kata Konkret : Kata kata dalam tiap baris merupakan cerminan kepribadian, yaitu suatu bentuk pengekspresian yang bersifat pribadi, dalam puisi ini ‘Menghapus seluruh bayangan dirinya’.
·         Bahasa Figuratif : Penyair mengaitkan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain, seperti dalam bait puisi “ jangan biarkan kapas-kapas putih tahu seperti apa aku ini, dalam puisi ini ‘Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·         Versifikasi : Kata kata yang mendapat penekanan pada tiap baris larik dengan pelantunan irama yang bertekanan lembut (rendah) dan irama dalam puisi adalah suatu rangkaian kata kata seolah olah hidup dan bernyawa, dalam puisi ini rimanya ‘Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini’.
·         Tipografi : Dalam puisi KAPAS PUTIH menggunakan tiporafi baris baris datar





Sturuktur  Batin PUISI
·         Tema : Cinta kasih
·         Perasaan penyair : Dalam hal ini penyair mengungkapkan isi hati secara tuntas,
·         Nada dan suasana : Nada santai dan suasana puisi tersebut dapat mengungkapkan  perasaan  gelisah dan rindu.
·         Amanat : Jangan biarkan rasa egois itu membelenggu dalam jiwa.

Harmianti
Ø Aliran puisi
Dari semua puisi hasil karya saya, maka saya termasuk aliran romantisme dan realisme.

Analisis puisi “ Tanpa Siapa pun “

v  Struktur Fisik

( 1 ) Diksi
pada baris terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “ menunjukkan rasa takut. Jadi, dunia lain itu melukiskan suasana kehidupan gaib.
( 2 ) Pengimajian
·         Pada baris ketiga dan empat bait kedua “ bernafas gemetaran bagai ditiup angin putting beliung “. Seolah-olah mendengar bunyi mulut yang gemetaran karena ditiup angin yang begitu kencang. Itulah disebut imajinasi auditory
·         Pada baris ketiga bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan “. Seolah merasakan ketakutan yang dialami anak kecil. Itulah yang disebut imanasi visual
·         pada baris terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “. Seolah merasa berada di tengah-tengah mahluk gaib. Itulah yang disebut imajinasi visual.

( 3 ) Kata kongkret
Untuk melukiskan suasana yang gelap dan tidak menyenangkan maka saya menggunakan kata “ tak berwarna “  karena kata itu lebih kongkret daripada gelap, keadaan sunyi, atau pun suasana yang menakutkan.



( 4 ) Bahasa figuratif
·         Pada baris keempat bait kedua  “ bagai ditiup angin putting beliung “  menggunakan majas hiperbola ( melebih-lebihkan )
·         Pada baris ketiga dan empat bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan dan bagai hidup di dunia lain “ menggunakan majas perbandingan.



( 5 ) Verifikasi
·         Rima
·         Pada baris ketiga dan empat bait pertama kata  “ bagai “ menggunakan rima depan.
·         Pada baris pertama dan kedua bait kedua kata “ jadi “ menggunakan rima tengah.
·         Ritma
·         Metrum



( 6 ) Tipografi
Baris-baris yang tidak memenuhi halaman.

v  Struktur Batin
( 1 ) Tema
-         ketakutan
( 2 ) Perasaan ( feeling )
-         Takut
-         Sepi
-         sunyi

( 3 ) Nada dan suasana
Suasana: menakutkan

( 4 ) Amanat
Biasakanlah hidup berkawan dengan banyak orang karena hidup sendiri sangat menyiksa batin.


Ratnasari

Biarlah

Biarlah waktu yang akan jadi jawaban,
Biarlah sabar jadi teman perjalanan,
Biarlah diam sebagai tameng perlindungan,
Biarlah doa menjadi sarana pengharapan,
Atas semua rahasia kehidupan,
Atas apa yang ada di balik jalan panjang,
Birlah Allah satu-satunya,
Menjadi sang penunjuk jalan.

v  Struktur batin dalam puisi “Biarlah”
1.      Tema
Pengungkapan jiwa
2.      Perasaan penyair
Sedih
3.      Nada dan suasana
Pada saat saya membuat puisi ini saya merasakan ketenangan dan kepasrahan.
4.      Amanat
Harus bersabar dalam menjalani hidup dan menyerahkan segalanya terhadap sang pencipta.

v  Struktur fisik dalam puisi “Biarlah”
1.      Diksi
Pilihan kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada muram, seperti pada kata biarlah, sabar, diam, dan doa.
2.      Pengimajian
Penciptaan gambaran dalam kata-kata untuk mendiskripsikan sesuatu sehingga kita yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia, seperti: Atas apa yang ada di balik jalan panjang,
3.      Kata konkret
Untuk menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti : Atas semua rahasia kehidupan
4.      Bahasa figuratif
            Kata yang menggunakan majas, yaitu: Biarlah waktu yang akan jadi jawaban, Biarlah        sabar jadi teman perjalanan
5.      Tata wajah / tipografi
Bentuk puisi “Biarlah” adalah berbaris-baris yang tidak memenuhi halaman.

v  Aliran dalam puisi “Biarlah” adalah aliran realism.


Ø  Jenis puisi
-         Diafan
-         Auditorium




SRI DZURIANNI
TUHAN
Sejujurnya kubosan hidup dalam kesedihan
Aku benci hidup kesepian
Namun apa daya inilah kenyataan
Tuhan
Andai bisa kukatakan
Aku kesepian ya Tuhan
Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan
Tuhan
Andai aku boleh bercerita
Saat ini kumerasa hina
Hina tanpa cinta yg kudambakan
Namun Tuhan
Kuyakin kau lebih mengerti
Apa akhir dari kesedihan ini
Hingga Kau beri aku kekasih hati yg abadi

STRUKTUR FISIK
*      DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam puisi diatas, saya menggunkan kata “kesedihan  , kesepian” karena itu sebagai ungapan perasaaan saya, yang saya alami sekerang. Sejujuranya dengan uang atau harta  tidaka akan menjamin kebahagian saya. karena buat apa banyak uang kalau tidak ada rasa kasih sayang atau perhatain dari kelurga dan sahabat  yang membuat hari –hariku ini merasa kesepian. Sehingga saya berbicara dan mengaduh kepada allah swt semata.
Seringkali saya termenung melihat betapa senag dan gembiranya  kebersamaan itu , tapi mau gimana lagi saya seperti “Hina tanpa cinta “ yang merasakan kesendirian  melakukan segalanya.

*      PENGIMAJIAN
Pengimajian dalam puisi diatas dapat dirasakan seorang pembaca betapa kesepiannya penyair ini. Yang dapat dilihat dengan d saya berkomunikasi  dengan allah ,tempat  saya mengaduh dan bercerita.

*      KATA KONKRET
Saya menuliskan daya bayangan yang saya gunakan dalam puisi diatas  salah satunya adalah kebencian  dan kehinaan yang saya rasakan ketika tidak ada teman  atau kelurga disekitar saya. sehingga merasa dikucilkan dan terhina gara-gara cinta. Tapi saya yakinallah maha melihat. dan saya yakin akan indah pada waktunya.
*      BAHASA FIGURATIF
“kekasih hati yg abadi” ini merupakan bahasa yang saya gunakan untuk mengungkapkan dan yakin bahwa allah akan memberikan yang terbaik untuk hambanya, walaupun saya tau bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini.

*      TATA WAJAH atau TIPOGRAF
Lambang dalam puisi diatas  terdiri atas baris-baris yang tidak memenuhi halaman. uisi konvensional dengan dilengkapi berupa titik di tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya, seperti : Aku kesepian ya Tuhan Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan.
*      VERIFIKASI
Menggunakan ritma dan rima. Dalam puisi diatas ritmanya adalah tuhan dan kesepian dan andai, dimana penggulangan kata Tuhan itu selalu diulang dalam setiap bait puisi. Serta rimanya itu merupakan naik atau turunnya ucapan bunyi bahasa seperti Saat ini kumerasa hina Hina tanpa cinta yg kudambakan.
STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Bertema tentang kesedihan yang  menceritakan tentang kesepian seorang perempuan yang tidak memilihki pasangan hidup dan sahabat  serta kelurganya yang begitu sibuk degan urusan mereka masing-masing.melimpah .Jika kita uraikan bait demi bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Ø  Bait I

Penyair merasakan kesedihan yang  sangat mendalam merasakan kebosanan dan jenuh, walaupun banyak harta kalau hidup sendiri tidak ada gunanya, tidak ada keindahannya  yang menarik yang dia alami dalam kehidupannya.
Ø  Bait II

Pada bagain ini merupakan inti dari kesepian yang tidak bisa di bendung lagi  hanya bisa bercerita dan mengaduh kepada allah swt. Rasa yang dia alami sangat sakit tanpa ada orang yang menemaninya.
Ø  Bait III
Penyair dibagian ini mersakan kehinaan yang mendalam dalam jiwanya, merasa tidak laku oleh cinta, tapi dia memiliki keyakinan yang kuat terhadap allah  untuk mendapatkan kekasih yang abadi , yang diberikan kepadanya.
2.      Nada
Suasan dan sikap Penyair yang dicerikan dalam puisinya yaitu  tentang  kesedihannya dan kesepiannya dalam menjalani hidup tanpa ada pasangan.
3.      Perasaan penyair
Perasaan penyair saat menciptakan puisi merasakan  kesengsaraan dan ehinaan oleh cinta dan kurangnya kasih sayang yang dia rasakan  dari orang yang berada disekelilingnya.

4.      Amanat
Penyair ingin mengungkapkan perasaan kesedihan dan kesendirian itu ternyata tidak bagus, walaupun banyak harta tapi kalau tidak ada kebahagiaan tidak ada rasa cinta , hidup tidak berarti.walupun hidup sederhana, tapi penuh kasih sayang dan kebersamaan akan nikmat dirasakan dan harus disyukuri.

ALIRAN PUISI                    
Dalam puisi “TUHAN’ termasuk karya puisi saya diatas, menurut saya termasuk aliran ekspresionisme yang berbicara tentang perasaan hati yang bergelora, yang ada dalam batin saya. ekspresi jiwa, saya ungkapkan dalam puisi ini sebagai gambaran tentang keadaan atau suasana hati yang saya alami.

FITRIANI SANDUPA
BUNGA

Kulihat warna warni bunga di taman
Warnanya merah merona
Semerbak harum mewangi
Tatkala kupandang begitu indah
Begitu nyaman bila di pandang
Membuat hatiku senang
Aku tersenyum senang
Ku tak bosan untuk memandang
Rasanya ingin kupetik
Lalu kusimpan dalam kamar
Ku cium dan kupersembahkan untukmu yang tersayang
Oh, Tuhanku
Terima kasih atas anugerahMu

v  Struktur Fisik Puisi
1.      Diksi
Pilihan kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada bahagia, dipantulkan oleh kata-kata : merah merona, semerbak, tatkala, kupersembahkan dll.
2.      Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia, seperti: kulihat warna warni bunga di taman, lalu kusimpan dalam kamar, warnanya merah merona, di pandang, dan ku cium.
3.      Kata konkret
Untuk menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti : warnamu merah merona, semerbak harum mewangi, tatkala kupandang begitu indah. 
4.      Majas(bahasa figuratif)
Gaya bahasa perbandingan ditemukan pada kalimat “ semerbak harum mewangi” untuk menyamakan sesuatu yang lain dengan menggunakan kata pembanding.
5.      Verifikasi
Menggunakan ritma pergantian turun naik ucapan bunyi bahasa seperti pada bait III “ku cium dan kupersembahkan untukmu yang tersayang. Oh, Tuhanku terimah kasih atas anugerahMu”.
6.      Tipografi
Menggunakan tipografi puisi konvensional dengan dilengkapi enyambemen berupa titik di tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya, seperti : “ Tatkala ku pandang begitu indah. Begitu nyaman bila di pandang”.

v  Struktur Batin Puisi
5.      Tema
Bertema tentang kesenangan yang melimpah karena melihat bunga yang sangat indah. Jika kita uraikan bait demi bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Bait I
Penyair merasakan kesenangan yang melimpah karena melihat bunga. Bunga itu telah membuat hatinya sangat nyaman.
Bait II
Penyair sangat senang dan tersenyum memandang bunga itu dan membuat hainya ingin memetik bunga tersebut.
Bait III
Setelah ia merasakan ingin memetik bunga itu lalu ia menyimpannya dalam kamar dan menciumnya setiap saat. Rasa senang itu dilanjutkan dengan ucapan rasa syukurnya “oh, Tuhanku terima kasih atas anugerahMu”.
6.      Nada
Penyair menceritakan tentang kesenangannya terhadap bunga.
7.      Perasaan penyair
Perasaan penyair saat menciptakan puisi merasakan kesenangan, kegembiraan, itu disebabkan karena kecintaannya terhadap bunga.
8.      Amanat
Penyair ingin mengungkapkan perasaan senangnya terhadap bunga yang menyebabkan seseorang ikut menyukai dan menyenangi bunga karena dapat membuat suasana hati menjadi senang dan nyaman.

A.     PADA ULENG
Sampai Engkau Pergi

Dirimu menemaniku
Menemani hari-hariku yang hampa dan sepi
Kini kau pergi meninggalkanku
Di saat aku mencintaimu

Kau berikan aku segalanya
Kau rela mencercah hidupmu
Hanya untuk kebahagiaanku
Kau menjadikan dirimu atas aku

Tapi….
Yang kau dapat hanyalah duri
Duri, dariku
Dariku yang sering melukaimu

Bahkan sampai engkau pergi
Aku masih tetap menyesali duri yang kuberikan padamu
Apalah dayaku
Entah bagaimana aku bisa mengganti duri itu menjadi bunga yang indah….


-          Aliran Puisi

Aliran yang terdapat pada puisi-puisi karya saya dapat di simpulkan bahwa puisi saya termasuk aliran romantisme dan realisme

-          Analisis puisi yang berjudul “ Sampai Engkau Pergi”

·         Struktur Fisik

1.      Diksi
Dari kutipan puisi “Sampai Engkau Pergi” yang bunyinya “Yang kau dapat hanyalah duri, Duri, dariku, dan Dariku yang sering melukaimu” dapat saya simpulkan bahwa kata duri dalam puisi tersebut melukiskan tentang luka hati atau tentang perasaan duka.

2.      Pengimajian

Pada baris pertama, ke dua, dan ke tiga terdapat kata “dirimu yang menemaniku, menemani hari-hariku yang hampa dan sepi, kini kau pergi meninggalkanku”. Kata-kata tersebut seolah-olah membawa kita pada kisah tersebut, kisah seseorang yang meninggalkan kita di saat kita sudah merasa mencintainya dan dia pergi meninggalkankan kita. Kata tersebut dapat di golongkan pada “Imaji Visual”.

3.      Kata Kongkret

Pada baris ke lima sampai baris akhir puisi tersebut dapat saya simpulkan sebagai kata kongkret di mana kata-kata yang terdapat di  dalamnya melukiskan tentang keadaan dan suasana batin yang membuat pembaca agar bias merasakan luka batin atau membangkitkan imaji pembaca.

4.      Bahasa Figuratif

Pada bais ke delapan dapat disimpulkan bahwa untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa. Maksudnya,dari kata “Kau menjadikan dirimu atas aku” yaitu seolah-olah hidup seseorang berada di atas tangan pasangannya.

5.      Versifikasi

·         Rima
a.       Pada baris ke dua terdapat kata “hari-hariku” termasuk rima tengah.
b.      Pada baris ke empat dan ke lima terdapt pengulangan kata depan, termasuk pada rima depan.


·         Ritma
Pada baris ke enam sampai baris ke delapan pergantian turun naik, panjang pendek, keras dan lembutnya bunyi bahasa dengan teratur. Kata “kau rela mencercah hidupmu” di baca lembut lalu kata “hanya untuk kebahagiaanku” di baca keras, dan kata “kau menjadikan dirimu atas aku” di baca turun naik.

·         Metrum
Pada baris awal sampai akhir irama puisi tersebut sudah tetap.

6.      Tipografi

Perwajahannya berbentuk baris-berbaris


-          Struktur Batin

1.      Tema

Tema yang terdapat pada puisi “Sampai Engkau Pergi” menceritakan tentang  percintaan.

2.      Perasaan Penyair
Menceritakan tentang luka batin.

3.      Nada dan Suasana
Suasana hati yaitu tentang kebahagiaan yang berbalut kesedihan.

4.      Amanat
Mendorong seseorang untuk berhati-hati dalam memilih pasangannya dan jangan mencintai seseorang terlalu berlebihan.



Nurherniati

MENGANALISIS PUISI

SAHABAT KU
Sahabat bagaikan tempatku berteduh
Bila aku terkena air mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi hidup,yang tak ada di tempat lain,
Hanya sahabat yang mengerti dan memahami
Apa yang sedang aku alami sekarang
                             
Tanpa sahabat
Bagai jiwa yang hilang dari ragaku
Membuat ragaku yang tak mampu bergerak dalam langkahku
Persahabatan ini akan abadi
Meski di dunia initak ada yang abadi

STRUKTUR FISIK PUISI
1.     DIKSI

2.    PENGIMAJIAN
·         Sahabat bagaikan tempatku berteduh
          Bila aku terkena air mata dalam kesedihanku
3.    KATA KONKRET
·         Bagai jiwa yang hilang dari ragaku
Membuat ragaku yang tak mampu bergerak dalam langkahku
4.    BAHASA FIGURATIF
·         Bila aku terkena air mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi hidup,yang tak ada di tempat lain,
5.    VERSIFIKASI
·         Rima       : Sahabat
·         Ritma      :


Jusmiati rahman
PULANG      
Saya ingin ada ayah di ulang tahun ke 21,21,23 bahkan sampai umur ku semakin menuah
Saya ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang sarjana nanti
Saya ingin ada ayah ketika saya menikah nanti
Bahkan menjadi wali nikahku,bukan dia, bukan mereka
Dan saya ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang ibu dan kau menjadi seorang kakek
Tapi belum sempat itu semua terjadi tuhan sudah menyuruhnya untuk ‘PULANG’

v  Struktur Fisik Puisi
7.      Diksi
Pemilihan kata dalam puisi yang berjudul ‘ Pulang ‘ ini banyak menggunakan kata-kata yang bernada sedih. Ini terlihat dari kata-kata yang banyak menggunakan kata ingin dan tuhan sudah menyuruhnya untuk pulang
8.      Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui penginderaan manusia, seperti: saya ingin
3..  Kata konkret
Untuk menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair mengkonkretkan kata-kata seperti : saya ingin ada ayah ketika saya ulang tahun nanti, saya ingin ada ayah ketika saya sarjana, saya ingin ada ayah ketika menikah dan menjadi wali nikah, saya ingin ada ayah ketika saya menjadi ibu nanti.
4    Majas(bahasa figuratif)
      Pada puisi ini tidak menggunakan majas sama sekali.
5.   Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma, rima dan metrum
Pada semua baris dalam puisi ini kata-katanya di ulangi. Sedangkan ritmanya hampir semua sama tidak ada yang turun naik.
6.   Tipografi
      Menggunakan tipografi puisi yang sering digunakan penyair pada umumnya

v  Struktur Batin Puisi
9.      Tema
Puisi ini bertemakan kesedihan, bagaimana perasaan kita saat harus kehilangan orang yang kita cintai entah itu teman, saudara atau orang tua sekalipun. Jika kita uraikan baris demi baris pada puisi pulang ini, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Baris pertama hingga baris akhir pada dasarnya sama hanya terletak pada akhir kalimat seperti, pada baris pertama akhir kalimat penyair mengatakan ia ingin ada ayah ketika di hari ulang tahunnya, pada baris ke dua penyair ingin ada ayah ketika ia sarjana, pada baris ke tiga penyair mengatakan bahwa ia ingin ada ayah ketika menikah, pada baris ke empat penyair ingin ayahnya menjadi wali nikahnya, pada baris ke lima penyair mengatakan ia ingin ada ayah ketika penyair menjadi seorang ibu dan ayahnya menjadi seorang kakek. Dan pada baris terakhir penyair mengatakan belum sempat itu semua terjadi tuhan sudah menyuruhnya untuk pulang.
10.  Nada
Penyair menceritakan tentang kesedihannya yang harus kehilangan orang tua yaitu Ayah, saat membuat dan membacakan puisi ini penyair sampai harus meneteskan air matanya karena begitu terpukulnya.
11.  Perasaan penyair
saat menciptakan puisi ini penyair merasakan kedukaan dan kehilangan yang amat        sangat, dimana penyair harus kehilangan orang yang sangat ia cintai.
12.  Amanat
Yang ingin penyair sampaikan pada pusi ini adalah dimana kita harus berbakti kepada orang tua kita, orang yang telah membesarkan dan merawat kita hingga dewasa, jangan sampai kita belum sempat membahagiakannya tapi beliau telah di panggil oleh Allah yang maha kuasa.

kiki

Hati Yang Setengah

SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal dan ku tumis
untuk menambah hatiku
yang telah kau curi
Lalu yang malam Selasa



Pengkajian struktur fisik dan batin puisi “Hati Yang Setengah”
1.      STRUKTUR FISIK
a.      Diksi0
-          SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
-          Lalu yang malam Selasa

b.      Pengimajian
~ Imaji gustatory (pencicipan)
-          AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal dan ku tumis

c.       Kata Konkret
-          SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN

d.      Bahasa Figuratif
~ Hiperbola
-          untuk menambah hatiku
yang telah kau curi

e.       Tata Wajah atau Tipografi
Perwajahan puisinya dalam bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.

f.       Versifikasi
-          Rima
-          Ritma
-          Metrum

g.      STRUKTUR BATIN
a.      Tema
Tema puisi ini adalah sakit hati karena cinta yang tidak terbalas.

b.      Nada dan Suasana
-          Suasana    : sedih

c.       Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi adalah rasa sakit hati karena cinta yang tak terbalas sehingga diungkapkan dengan kata-kata “sepotong hatimu berikanlah, aka aku makan, untuk menambah hatiku, yang telah kau curi”.

d.      Amanat
Tidak usah terlalu teringat dengan rasa sakit hati itu.

~ Macam puisi saya ini termasuk ke dalam puisi auditorium,  puisi subyektif, dan puisi prismatik.
~ Berdasarkan puisi-puisi yang telah saya buat, maka saya berkesimpulan aliran puisi yang saya ikuti adalah aliran romantisme dan ekspresionisme.

Kasmawati
SEKIAN TAHUN PELUK FATAMORGANA
tancapkan anak panah
tepat dijantung rakyatnya
membius tak sadar
terjerat untaian kata
membumbung penuh fatamorgana

yah, hari ini kita merasa nyaman
hari ini kita disapa
hari ini kita tersenyum
hari ini harapan itu ada

esok kita menjerit
esok kita diam
esok siapa lagi terbius olehnya?

Makassar, 26 September 2012

v  Struktur batin dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1.      Tema
Tema dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana adalah tentang perjuangan  atau sosial
2.      Perasaan penyair
perasaan penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair menggambarkan perasaan jengkel dalam puisinya terhadap pemerintah yang semena-mena terhadap rakyatnya.
3.      Nada dan suasana
penyair menggambarkan suasana kecewa dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana.
4.      Amanat
Dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair ingin menyampaikan pesan atau amanat kepada pembaca bahwa pemerintah sekarang ini hanyalah janji-janji belaka karena alasan kedudukan, setelah ia mendapatkan jabatan kedudukan itu, maka rakyatnya akan dilupakan dan tidak dipedulikan lagi.

v  Struktur fisik dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1.      Diksi
Dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair memilih kata yang tepat, kata-kata diberi makna baru, dan yang tidak bermakna diberi makna sesuai dengan kehendak penyair.
2.      Pengimajian
Perasaan kecewa yang dituangkan penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, bukan hanya ingin diketahui pembaca, melainkan penyair menginginkan pembaca untuk merasakan perasaan kecewa, seperti yang dirasakan oleh penyair.
3.      Kata konkret
Dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana mengandung kata kiasan atau lambang yang dapat ditangkap oleh panca indera, contonya kata “panah”.
4.      Tata wajah atau tipografi
Tata wajah atau tipografi dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, hanya membentuk baris-baris yang tidak memenuhi alamat.

v  Aliran dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana” adalah aliran realisme sosial.

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DALAM PUISI “RINDU”
RINDU

Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...


Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...


Struktur Fisik
·         Diksi: Pilihan Kata
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu

·         Pengimajian:
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih..                    
(Tangisan)


·         Kata konkret:
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...
**Kutipan puisi diatas, sangat jelas menggambarkan keadaan atau suasana batin.

·         Bahasa Figuratif:
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...
**Kutipan puisi diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa “peraduan bayang maya” artinya “mimpi” mimpi pada saat tidur itu terkadang tidak dianggap nyata oleh sebagian orang. Sedangkan “harapan” itu sendiri bermakna sesuatu yang penyair inginkan, atau bias disebut tujuan yang hendak dicapai.

·         Tipografi:
Biasa (dalam bait-bait)
Struktur Batin
·         Tema:
“Percintaan” (Seseorang yang sedang dilanda kerinduan pada kekasihnya)

·         Perasaan penyair :
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
**Kutipan puisi diatas menggambarkan perasaan penyair yang sedang sedih, beserta tangisan yang diungkapkan melalui bait puisi pertama.

·         Nada dan suasana :
**Unsur ini tidak dapat ditentukan oleh penyair jika tidak dibacakan, melainkan dapat ditentukan oleh pembaca.

·         Amanat :
Ketika seseorang mengalami kesedihan diakibatkan karena kerinduan yang sangat mendalam, kita tidak boleh terus-terusan dalam kesedihan dan air mata, sebaiknya kita Sholat, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia selalu dalam perlindungan-Nya, betapa tidak? Sholat bisa membuat hati kita tenang, dan kepada-Nya lah kita senantiasa berharap.

STRUKTUR FISIK, BATIN DAN ALIRAN DALAM PUISI DARMAWATI FIRDAUS

FIRDAUS
Bulu mata lentik
Atas bantuan mascara
Bibir yang merah mereka
Karena benda yang sering disebut lipstik
                        Dengan kulit yang agak gelap
                        Namun terlihat manis
                        Postur tubuh kecil dan kurus
                        Membuatnya terlihat lebih cantik nan anggun
                        Terbalut akan gaun yang dikenakan
Darmawati Firdaus
Gadis 21 tahun yang apa adanya
Tapi akan memukau
Dengan senyum apa adanya




A.   STRUKTUR FISIK
1.      Diksi (Pemilihan Kata)
Dalam puisi “Firdaus” pemilihan kata-kata sangat dilakukan secara cermat, kata-kata yang ditulis sudah dipertimbangkan makna, bunyi, irama yang memberikan daya sugesti terhadap kata untuk menghasilkan makna dibalik makna sesuai apa yang diinginkan oleh penyair.
Sebagai contoh dalam puisi “Firdaus”, penyair menulis salah satu baris berbunyi: Tapi akan memukau  / Dengan senyum apa adanya , kata-kata dalam baris itu tidak boleh dibolak-balik menjadi : apa adanya dengan senyum, atau salah satu kata-katanya diganti dengan makna yang sama karena dengan adanya penggantian urutan kata dengan penggantian kata-kata itu akan merusak keindahan dalam puisi tersebut sehingga kehilangan daya gaib yang ada dalam puisi.
2.      Pengimajian
Pengimajian merupakan susunan kata yang mengungkapkan pengalaman penyair seolah-olah dapat dilihat, didengar dirasakan oleh pembaca yang disampaikan oleh pendengar.
Darmawati Firdaus
Gadis 21 tahun yang apa adanya
Tapi akan memukau
Dengan senyum apa adanya
Dalam puisi “Firdaus” tersebut di atas, kita seolah-olah dapat membayangkan seseorang yang sedang berdiri tepat dihadapan kita, dengan senyum apa adanya, senyum yang diberikan kepada kita itu sangat menawan dan apa adanya yang terpancar dari bibirnya.
3.      Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata kiasan atau lambang yang dapat ditangkap oleh panca indera yang dikemukakan oleh penyair.
Untuk membangkitkan imaji pembaca maka kita harus menggunakan kata-kata yang konkret. Seperti halnya pengimajian kata konkret juga sangat erat kaitannya dengan kata-kata kiasa atau lambang. Dalam puisi “Firdaus” terdapat kata konkret yaitu Dengan kulit yang agak gelap  / Namun terlihat manis karena kata-kata tersebut dapat menyarankan kepada arti yang menyeluruh.
4.      Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif merupakan bahasa yang tersusun yang menyebabkan puisi tersebut kaya makna atau prismatis, bermajas dan perlambangan.
Dengan kulit yang agak gelap
Namun terlihat manis
Postur tubuh kecil dan kurus
Membuatnya terlihat lebih cantik nan anggun
Terbalut akan gaun yang dikenakan
Penyair menggunakan bahasa figuratif untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan yang secara tidak langsung mengungkapkan makna yang terkandung puisi. Untuk menggambarkan suasana hati yang senang, gembira, penyair menggunakan majas dalam  puisinya.
5.      Tata Wajah atau Tipografi
Tipografi merupakan bentuk atau perwajahan puisi. Maksudnya puisi itu ditulis seperti paragraf dalam prosa, dalam baris-baris yang tidak memenuhi halaman, atau dalam bentuk lain.
Puisi “Firdaus” ditulis dalam bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.
6.      Persifikasi (Rima, Ritma, Metrum)
Didalam puisi terdapat bunyi yang disebut dengan rima dan ritma. Ritma adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas. Dengan adanya pengulangan bunyi tersebut penyair akan lebih mempertimbangkan lambang bunyi puisi akan semakin merdu dan semakin indah jika dibaca.




B.     STRUKTUR BATIN
1.      Tema
Tema merupakan persoalan yang paling mendesak yang ingin disampaikan oleh penyair. Tema yang dikemukakan oleh penyair dalam puisi “firdaus” adalah ke sederhanaan.
2.      Perasaan (Feeling)
Perasaan atau feeling merupakan sikap penyair yang diungkapkan dalam puisi. Dalam puisi “Firdaus” perasaan penyair itu menunjukkan perasaan yang senang dan gembira. Sikap penyair nampak membedakan perasaan penyair menghadapi objek tertentu.
3.      Nada dan Suasana
Melalu puisi, penyair selalu berusaha agar apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya dapat terwakili. Dalam sebuah pembicaraan, apa yang dibicarakan sangat erat kaitannya atau hubungannya dengan nada yang digunakan.
Nada suara yang tinggi dan yang rendah, keras dan lembut, cepat dan lambat akan menimbulkan kesan tertentu. Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi dari seorang penyair.
4.      Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca setelah memahami tema, perasaan, nada dan suasana.
Amanat yang ingin disampaikan penyair melalu puisi “Firdaus” adalah keistimewaan seorang wanita tidak dinilai dari paras tubuhya yang indah melainkan dari hatinya yang tulus dan ikhlas.

C.    ALIRAN DALAM PUISI
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat kaitannya dengan sikap dan jiwa penyair dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Aliran puisi saya itu merupakan aliran romantisme. Karena dalam kebanyakan puisi yang saya buat lebih mengutamakan perasaan yang menggambarkan kenyataan hidup dengan penuh kebahagian dan keindahan. Aliran romantisme ini lebih mementingkan perasaan. Karya-karya yang bersifat romantik seringkali membuat perasaan pembacanya ikut larut dalam karya sastra tersebut.