A.
SRI HARDIANTI
TANPA PASTI
Ini lebih dari sekedar kisah cinta,
Bahkan untuk kisah yang sudah lewat, ini tak biasa
Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku.
Untuk hatiku yang teriris
Bayangan wajahmu yang bersalju manis
Hanya seperti perasaan air jeruk nipis
Yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Bahkan sebuah kesalahan untuk percaya
Bahkan untuk kisah yang sudah tak berdaya
Namun, percaya pada awal yang membohongi
Malah akan membelah hati
Hanya akan membela hati
STRUKTUR BATIN
Ø Tema : Perpisahan cinta antara dua manusia karena tidak ada restu
dan adanya kebohongan
Ø Nada : Penyair menjadikan pembaca sebagai objek dalam puisi.
Penyair seperti bersikap antipasti
dan penuh penyesalan kepada pembaca.
Ø Perasaan : Sedih karena perpisahan dan rasa benci karena dibohongi
Ø Amanat : Jangan mudah percaya janji yang belum pasti
STRUKTUR FISIK
Ø Diksi : Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku
Ø Pengimajian : Hanya seperti perasaan air jeruk nipis ,
menggambarkan rasa perih yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Ø Kata komkrek : Wajahmu yang “bersalju”manis
Bersalju berarti dingin/kaku/tak ada ekspresi
Ø Bahasa figurative : paradox/berdasarkan premis yang akan menghasilkan
kontradiksi
(ketidak pastian untuk menjadi permaisurimu, sebab tanpa mahkota
restu)
Ø Tipografi : baris puisi memenuhi sisi kanan kertas, sedangkan sisi
kiri puisi tidak rata halaman tidak dipenuhi jumlah baris pada tiap bait tidak
tetap
Ø Anafora : malah akan membela hati,
Hanya akan membelah hati
Dwi meyliana sari
KASIH PUTIHMU
IBU
19 tahun sudah
aku bercengkrama dengan alam
Karena Tuhan
menitipkanku dalam rahimmu Ibu
Selama itu,
yang kutahu di setiap waktumu
Tak sedetikpun
kau lewatkan tanpa hangatnya kasihmu
19 tahun sudah
aku menghirup udara bebas
Karena kau tak
pernah lalai menjagaku Ibu
Selama itu,
yang kudapat di setiap waktuku
Adalah cintamu
yang tak pernah pudar
Ibu..yang
kutahu kini
Hanya ketika
aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih
bagai putihnya kapas
Hanya ketika di
dekatmulah
Kutemukan cinta
bagai luasnya jagad raya
Ibu.. sungguh..
Hanya karena
senyummulah aku bertahan
Dan hanya
karena nafasmulah aku hidup
Karena nafasmu
adalah nyawaku
A.
STRUKTUR BATIN PUISI
1. Tema : perasaan cinta seorang
anak kepada ibunya.
2.
Suasana : kedamaian.
3.
Perasaan penyair : senang, gembira,
damai.
4. Amanat : sayangilah ibu. Berbaktilah padanya karena lewat
rahimnyalah kita dapat mengenal alam
B.
STRUKTUR FISIK PUISI
1.
Diksi
Dalam puisi “Kasih Putihmu Ibu” dapat dilihat pada baris terakhir yaitu “dan hanya karena nafasmulah aku hidup
karena nafasmu adalah nyawaku”. Menggambarkan perasaan seorang anak yang
begitu menyayangi ibunya hingga hidupnya bergantung pada ibunya.
2.
pengimajian
Pada “Ibu,
sungguh hanya karena senyummulah aku bertahan”. Imaji visual karena
seolah-olah kita dapat melihat senyum ibu.
3.
Bahasa figuratif
Bahasa
figuratif atau majas yang digunakan adalah smile atau perbandingan. Dapat
dilihat pada penggunaan kata bagai.
Ibu..yang
kutahu kini
Hanya ketika
aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih
bagai putihnya kapas
Hanya ketika di
dekatmulah
Kutemukan cinta
bagai luasnya jagad raya
4.
Tipografi atau Tata Wajah
Puisi “Kasih Putihmu Ibu” bentuknya
berbaris-baris
5. Kata
Konkret
Pada
puisi tersebut penulis menggunakan kata “putihnya
kapas” untuk menggambarkan atau melukiskan ketulusan kasih seorang ibu.
Isma
setianingsih
MALAM
Saat malam
telah tiba
Gelam
menyertainya
Bintang-bintang
menantinya
Bulan siap
memancarkan cahayanya
Kududuk diam dan menatapnya
Menikmati segarnya hembusan ombak
Suara gemuruh ombak
Menyertai heningnya malam ini
UNSUR
PEMBANGUN SEBUAH PUISI
1.
Struktur Fisik
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik yaitu :
1)
Diksi ( pilihan
kata)
Pilihan
kata-kata dalam puisi yang berjudul “perasaanku” menggunakan kata yang member
makna sesungguhnya tanpa menambahkan makna baru.
2)
Pengimajian
Dalam puisi
yang berjudul “perasaanku” penyair menggunakan kata-kata yang menggambarkan
sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan, mendengar, dan melihatnya.
3)
Kata konkret
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan kata-kata kiasan yang bisa
menggambarkan situasi puisi yang sebenarnya, keadaan yang sebenarnya.
4)
Bahasa
viguratif
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan bahasa figurative yaitu majas
untuk menyampaikan perasaan dan suasana hati. Seperti pada puisi tersebut,
penyair merasa kesepian, hening, sesuia dengan suasana hati penyair pada saat
itu.
5)
Tipografi atau
tata wajah
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan baris-baris yang tidak memenuhi
halaman dan memiliki tata wajah puisi yang perbait.
6)
Persifikasi
Pada puisi yang
berjudul “ perasaanku” pengarang menggunakan pengulangan bunyi yang tujuannya
akan indah jika dibacakan
2.
Struktur Batin
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur batin yaitu :
1)
Tema
Dalam puisi
yang berjudul “perasaanku” mengandung tema yaitu “kesepian kian menyertai
setian malamku”
2)
Nada dan
suasana
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” mengandung nada dan suasana, yaitu npenyair
berharap bahwa apa yang disampaikan oleh penyair, apa yang dirasakan oleh
penyair bisa dirasakan oleh pembaca. Sedangkan suasana pada puisi itu merupakan
kesedihan yang mendalam, kerinduan yang mendalam, dan apa yang dirasakan
penyair itu bisa dirasakn oleh pembaca.
3)
Perasaan
penyair
Dalam puisi
yang berjudul “persaanku” penyair mengungkapkan perasaan penyair dengan
ekspresi jiwanya yaitu kesedihan.
4)
Amanat
Dalam puisi
yang berjudul :perasaan” penyair ingin menyampaikan sebuah pesan yaitu jagalah
orang yang kamu sayangi, selagi dia ada disampingmu karna kamu akan merasa
kehilangan jika dia tidak ada disampingmu.
ALIRAN
DALAM SASTRA
Puisi-puisi yang penyair ciptakan tersebut termasuk kepada aliran
romantik, yang mengungkapkan perasaan jika kebahagian yang disamapikan maka
kebahagian yang diungkapkan tanpa tara begitupun sebaliknya, jika kesedihan
yang diungkapkan maka diungkapkan tanpa tara.
INDAH RUKMIATI
KEKASIH
DAN LAGU INDAHKU
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan
piluku
Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu
Aku ini sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Setelah malam benar menyatu pekat
Sedetikpun tak pernah
kulewati
Untuk mengenang kebaikanmu, kebijaksanaanmu dan senyummu
Yang lebih terang dari cahaya makhluk malam
Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap
Aku kembali merindu…………
STRUKTUR FISIK PUISI
1.
Diksi: pilihan
kata yang digunakan banyak yang menggunakan kata yang bernada seperti ilalang,
dll. Serta penggunaan bahasa sehari-hari
menggambarkan efek realistis contohnya pada bait puisi:
Aku
yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisaku
jangkau lagi, seperti dulu
Serta
penggunaan kata-kata indah menggambarkan efek romantisme:
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan
piluku
2.
Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang
digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui
penginderaan manusia.
Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap
---à Kuburan
Yang lebih
terang dari cahaya makhluk malam -à cahaya lampu
3.
Kata Konkret
Untuk
melukiskan dan menumbuhkan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti:
Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu
*Kutipan
puisi diatas sangat jelas
menggambarkan keadaan atau suasana batin.
4.
Bahasa
Figuratif
Aku ini
sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu
dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Kutipan puisi
diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa sunyi tanpa
gelombang suaramu yang artinya
“suara yg indah” merasa hidupnya sunyi tanpa mendengar suaranya yang merdu, dan
begitu indah. Sedangkan “Yang menyapu dan
menggilas kencangnya angin dipantai ini” artinya dengan mendengarkan suara
yang merdu itu, kencangnya angin akan di hapus, akan berkurang dan bahkan
hilang, hidup penyair akan tenang dan damai jika bersama.
5.
Tipografi
Biasa (dalam bait-bait)
STRUKTUR BATIN PUISI
1.
Tema
Bertema tentang
kedukaaan dalam percintaan, penyair
merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat
memukul hatinya sehingga hatinya mati
setelah orang yang dicintainya pergi, duka hati penyair menambah kelemahan jiwa
karena penyair merasa sepi dan sangat kehilangan.
2.
Perasaan
Penyair
Perasaan
penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian,
dan kesendirian. Itu disebabkan karena kehilangan kekasihnya yang sangat
dicintainya.
3.
Nada
Penyair menceritakan
kedukaan serta rasa kehilangan cintanya dengan nada ratapan yang sangat
mendalam, karena luka dan kerinduaannya benar-benar sangat dalam.
4.
Amanat
Penyair ingin mengungkapkan
kehilangan kekasihnya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya.
Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkan seseorang menghayati apa arti cinta
sesungguhnya serta apa arti kerinduan yang sebenarnya setelah mereka
kehilangan.
a.
Hasriani
pratama
KAPAS PUTIH
Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini
Menekan dan menahan perasaan
Melarang dan mengharamkan rasa yang pernah ada
Menghapus seluruh bayangan dirinya
Meskipun masih tidak bersih seutuhnya seperti semula
Daripada membiarkan rasa ini tetap berjalan
Membuat kapas putih kian bernoda
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini
Menekan dan menahan perasaan
Melarang dan mengharamkan rasa yang pernah ada
Menghapus seluruh bayangan dirinya
Meskipun masih tidak bersih seutuhnya seperti semula
Daripada membiarkan rasa ini tetap berjalan
Membuat kapas putih kian bernoda
Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini
Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini
Jangan biarkan kapas itu menjadi basah karena noda yang ku buat
Diri ini berjanji akan selalu bekukan kisah itu
Sampai akhirnya akan hancur
Bagai puing – puing dan hilang dengan sendirinya
Meskipun diri ini menyadari itu adalah sulit
Dan meski sudah ku haramkan
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini
Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini
Jangan biarkan kapas itu menjadi basah karena noda yang ku buat
Diri ini berjanji akan selalu bekukan kisah itu
Sampai akhirnya akan hancur
Bagai puing – puing dan hilang dengan sendirinya
Meskipun diri ini menyadari itu adalah sulit
Dan meski sudah ku haramkan
ANALISIS
Struktur Fisik PUISI
·
Diksi : Dalam
puisi KAPAS PUTIH menggambarkan suatu
kenangan indah yang begitu banyak liku liku namun tetap terasa manis untuk
selalu di ingat, Oleh karena itu, penggunaan kata kata bahasa sehari hari dapat
memberi efek realistis, sedangkan penggunaan kata kata indah dapat memberi efek
romantis, dalam puisi ini ‘ Tuhan.. jangan biarkan
kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·
Pengimajian :
Penyair secara jelas mengimajikan pengalaman pengalaman jiwa, dalam puisi ini ‘Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini’.
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini’.
·
Kata Konkret :
Kata kata dalam tiap baris merupakan cerminan kepribadian, yaitu suatu bentuk
pengekspresian yang bersifat pribadi, dalam puisi ini ‘Menghapus seluruh bayangan dirinya’.
·
Bahasa
Figuratif : Penyair mengaitkan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan
sesuatu yang lain, seperti dalam bait puisi “ jangan biarkan kapas-kapas putih
tahu seperti apa aku ini, dalam puisi ini ‘Tuhan.. jangan biarkan
kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·
Versifikasi :
Kata kata yang mendapat penekanan pada tiap baris larik dengan pelantunan irama
yang bertekanan lembut (rendah) dan irama dalam puisi adalah suatu rangkaian
kata kata seolah olah hidup dan bernyawa, dalam puisi ini rimanya ‘Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini’.
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini’.
·
Tipografi :
Dalam puisi KAPAS PUTIH menggunakan tiporafi baris baris datar
Sturuktur Batin PUISI
·
Tema : Cinta
kasih
·
Perasaan
penyair : Dalam hal ini penyair mengungkapkan isi hati secara tuntas,
·
Nada dan
suasana : Nada santai dan suasana puisi tersebut dapat mengungkapkan perasaan
gelisah dan rindu.
·
Amanat : Jangan
biarkan rasa egois itu membelenggu dalam jiwa.
Harmianti
Ø Aliran puisi
Dari semua puisi hasil karya saya,
maka saya termasuk aliran romantisme dan realisme.
Analisis puisi “ Tanpa Siapa pun “
v Struktur Fisik
( 1 ) Diksi
pada baris
terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “ menunjukkan rasa takut.
Jadi, dunia lain itu melukiskan suasana kehidupan gaib.
( 2 )
Pengimajian
·
Pada baris
ketiga dan empat bait kedua “ bernafas gemetaran bagai ditiup angin putting
beliung “. Seolah-olah mendengar bunyi mulut yang gemetaran karena ditiup angin
yang begitu kencang. Itulah disebut imajinasi auditory
·
Pada baris
ketiga bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan “. Seolah merasakan
ketakutan yang dialami anak kecil. Itulah yang disebut imanasi visual
·
pada baris
terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “. Seolah merasa berada di
tengah-tengah mahluk gaib. Itulah yang disebut imajinasi visual.
( 3 ) Kata
kongkret
Untuk
melukiskan suasana yang gelap dan tidak menyenangkan maka saya menggunakan kata
“ tak berwarna “ karena kata itu lebih
kongkret daripada gelap, keadaan sunyi, atau pun suasana yang menakutkan.
( 4 ) Bahasa
figuratif
·
Pada baris
keempat bait kedua “ bagai ditiup angin
putting beliung “ menggunakan majas
hiperbola ( melebih-lebihkan )
·
Pada baris
ketiga dan empat bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan dan bagai
hidup di dunia lain “ menggunakan majas perbandingan.
( 5 )
Verifikasi
·
Rima
·
Pada baris
ketiga dan empat bait pertama kata “
bagai “ menggunakan rima depan.
·
Pada baris
pertama dan kedua bait kedua kata “ jadi “ menggunakan rima tengah.
·
Ritma
·
Metrum
( 6 ) Tipografi
Baris-baris
yang tidak memenuhi halaman.
v Struktur Batin
( 1 ) Tema
-
ketakutan
( 2 ) Perasaan
( feeling )
-
Takut
-
Sepi
-
sunyi
( 3 ) Nada dan
suasana
Suasana:
menakutkan
( 4 ) Amanat
Biasakanlah
hidup berkawan dengan banyak orang karena hidup sendiri sangat menyiksa batin.
Ratnasari
Biarlah
Biarlah
waktu yang akan jadi jawaban,
Biarlah
sabar jadi teman perjalanan,
Biarlah
diam sebagai tameng perlindungan,
Biarlah
doa menjadi sarana pengharapan,
Atas
semua rahasia kehidupan,
Atas
apa yang ada di balik jalan panjang,
Birlah
Allah satu-satunya,
Menjadi
sang penunjuk jalan.
v Struktur
batin dalam puisi “Biarlah”
1. Tema
Pengungkapan jiwa
2. Perasaan
penyair
Sedih
3. Nada
dan suasana
Pada saat saya membuat puisi ini
saya merasakan ketenangan dan kepasrahan.
4. Amanat
Harus bersabar dalam menjalani
hidup dan menyerahkan segalanya terhadap sang pencipta.
v Struktur
fisik dalam puisi “Biarlah”
1. Diksi
Pilihan
kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada muram, seperti pada kata
biarlah, sabar, diam, dan doa.
2. Pengimajian
Penciptaan gambaran dalam kata-kata
untuk mendiskripsikan sesuatu sehingga kita yang kita hayati secara langsung melalui
penginderaan manusia, seperti: Atas apa yang ada di balik jalan panjang,
3. Kata
konkret
Untuk
menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti : Atas semua rahasia kehidupan
4. Bahasa
figuratif
Kata yang menggunakan majas, yaitu: Biarlah waktu yang akan jadi
jawaban, Biarlah sabar jadi teman
perjalanan
5. Tata
wajah / tipografi
Bentuk puisi “Biarlah” adalah
berbaris-baris yang tidak memenuhi halaman.
v Aliran
dalam puisi “Biarlah” adalah aliran realism.
Ø Jenis puisi
-
Diafan
-
Auditorium
SRI
DZURIANNI
TUHAN
Sejujurnya kubosan
hidup dalam kesedihan
Aku benci hidup kesepian
Namun apa daya inilah kenyataan
Aku benci hidup kesepian
Namun apa daya inilah kenyataan
Tuhan
Andai bisa kukatakan
Aku kesepian ya Tuhan
Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan
Andai bisa kukatakan
Aku kesepian ya Tuhan
Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan
Tuhan
Andai aku boleh bercerita
Saat ini kumerasa hina
Hina tanpa cinta yg kudambakan
Namun Tuhan
Kuyakin kau lebih mengerti
Apa akhir dari kesedihan ini
Hingga Kau beri aku kekasih hati yg abadi
Andai aku boleh bercerita
Saat ini kumerasa hina
Hina tanpa cinta yg kudambakan
Namun Tuhan
Kuyakin kau lebih mengerti
Apa akhir dari kesedihan ini
Hingga Kau beri aku kekasih hati yg abadi
STRUKTUR FISIK
DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam
puisi diatas, saya menggunkan kata “kesedihan
, kesepian” karena itu sebagai ungapan perasaaan saya, yang saya alami
sekerang. Sejujuranya dengan uang atau harta
tidaka akan menjamin kebahagian saya. karena buat apa banyak uang kalau
tidak ada rasa kasih sayang atau perhatain dari kelurga dan sahabat yang membuat hari –hariku ini merasa
kesepian. Sehingga saya berbicara dan mengaduh kepada allah swt semata.
Seringkali
saya termenung melihat betapa senag dan gembiranya kebersamaan itu , tapi mau gimana lagi saya
seperti “Hina tanpa cinta “ yang merasakan kesendirian melakukan segalanya.
PENGIMAJIAN
Pengimajian
dalam puisi diatas dapat dirasakan seorang pembaca betapa kesepiannya penyair
ini. Yang dapat dilihat dengan d saya berkomunikasi dengan allah ,tempat saya mengaduh dan bercerita.
KATA KONKRET
Saya
menuliskan daya bayangan yang saya gunakan dalam puisi diatas salah satunya adalah kebencian dan kehinaan yang saya rasakan ketika tidak
ada teman atau kelurga disekitar saya.
sehingga merasa dikucilkan dan terhina gara-gara cinta. Tapi saya yakinallah
maha melihat. dan saya yakin akan indah pada waktunya.
BAHASA FIGURATIF
“kekasih hati yg abadi” ini merupakan
bahasa yang saya gunakan untuk mengungkapkan dan yakin bahwa allah akan
memberikan yang terbaik untuk hambanya, walaupun saya tau bahwa tidak ada yang
abadi di dunia ini.
TATA WAJAH atau TIPOGRAF
Lambang
dalam puisi diatas terdiri atas
baris-baris yang tidak memenuhi halaman. uisi konvensional dengan dilengkapi
berupa titik di tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris
dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya, seperti : Aku kesepian ya
Tuhan Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan.
VERIFIKASI
Menggunakan
ritma dan rima. Dalam puisi diatas ritmanya adalah tuhan dan kesepian dan
andai, dimana penggulangan kata Tuhan itu selalu diulang dalam setiap bait
puisi. Serta rimanya itu merupakan naik atau turunnya ucapan bunyi bahasa
seperti Saat ini kumerasa hina Hina tanpa
cinta yg kudambakan.
STRUKTUR BATIN
1. Tema
Bertema
tentang kesedihan yang menceritakan
tentang kesepian seorang perempuan yang tidak memilihki pasangan hidup dan
sahabat serta kelurganya yang begitu
sibuk degan urusan mereka masing-masing.melimpah .Jika kita uraikan bait demi
bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Ø Bait
I
Penyair merasakan kesedihan yang sangat mendalam merasakan kebosanan dan
jenuh, walaupun banyak harta kalau hidup sendiri tidak ada gunanya, tidak ada
keindahannya yang menarik yang dia alami
dalam kehidupannya.
Ø Bait
II
Pada bagain ini merupakan inti dari
kesepian yang tidak bisa di bendung lagi
hanya bisa bercerita dan mengaduh kepada allah swt. Rasa yang dia alami
sangat sakit tanpa ada orang yang menemaninya.
Ø Bait
III
Penyair
dibagian ini mersakan kehinaan yang mendalam dalam jiwanya, merasa tidak laku
oleh cinta, tapi dia memiliki keyakinan yang kuat terhadap allah untuk mendapatkan kekasih yang abadi , yang
diberikan kepadanya.
2. Nada
Suasan dan sikap Penyair yang dicerikan
dalam puisinya yaitu tentang kesedihannya dan kesepiannya dalam menjalani
hidup tanpa ada pasangan.
3. Perasaan
penyair
Perasaan penyair saat
menciptakan puisi merasakan kesengsaraan
dan ehinaan oleh cinta dan kurangnya kasih sayang yang dia rasakan dari orang yang berada disekelilingnya.
4. Amanat
Penyair ingin
mengungkapkan perasaan kesedihan dan kesendirian itu ternyata tidak bagus,
walaupun banyak harta tapi kalau tidak ada kebahagiaan tidak ada rasa cinta ,
hidup tidak berarti.walupun hidup sederhana, tapi penuh kasih sayang dan
kebersamaan akan nikmat dirasakan dan harus disyukuri.
ALIRAN PUISI
Dalam
puisi “TUHAN’ termasuk karya puisi saya diatas, menurut saya termasuk aliran
ekspresionisme yang berbicara tentang perasaan hati yang bergelora, yang ada
dalam batin saya. ekspresi jiwa, saya ungkapkan dalam puisi ini sebagai
gambaran tentang keadaan atau suasana hati yang saya alami.
FITRIANI SANDUPA
BUNGA
Kulihat
warna warni bunga di taman
Warnanya
merah merona
Semerbak
harum mewangi
Tatkala
kupandang begitu indah
Begitu
nyaman bila di pandang
Membuat hatiku senang
Aku tersenyum senang
Ku tak bosan untuk memandang
Rasanya ingin kupetik
Lalu
kusimpan dalam kamar
Ku
cium dan kupersembahkan untukmu yang tersayang
Oh,
Tuhanku
Terima
kasih atas anugerahMu
v Struktur
Fisik Puisi
1. Diksi
Pilihan
kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada bahagia, dipantulkan oleh
kata-kata : merah merona, semerbak,
tatkala, kupersembahkan dll.
2. Pengimajian
Penggunaan
kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara
langsung melalui penginderaan manusia, seperti: kulihat warna warni bunga di taman, lalu kusimpan dalam kamar, warnanya
merah merona, di pandang, dan ku cium.
3. Kata konkret
Untuk
menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti : warnamu
merah merona, semerbak harum mewangi, tatkala kupandang begitu indah.
4. Majas(bahasa figuratif)
Gaya
bahasa perbandingan ditemukan pada kalimat “ semerbak harum mewangi” untuk menyamakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan kata pembanding.
5. Verifikasi
Menggunakan
ritma pergantian turun naik ucapan bunyi bahasa seperti pada bait III “ku cium dan kupersembahkan untukmu yang
tersayang. Oh, Tuhanku terimah kasih atas anugerahMu”.
6. Tipografi
Menggunakan
tipografi puisi konvensional dengan dilengkapi enyambemen berupa titik di
tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih
berlanjut pada baris berikutnya, seperti : “
Tatkala ku pandang begitu indah. Begitu nyaman bila di pandang”.
v Struktur
Batin Puisi
5. Tema
Bertema
tentang kesenangan yang melimpah karena melihat bunga yang sangat indah. Jika
kita uraikan bait demi bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai
berikut:
Bait I
Penyair merasakan kesenangan yang
melimpah karena melihat bunga. Bunga itu telah membuat hatinya sangat nyaman.
Bait II
Penyair sangat senang dan
tersenyum memandang bunga itu dan membuat hainya ingin memetik bunga tersebut.
Bait III
Setelah ia merasakan ingin
memetik bunga itu lalu ia menyimpannya dalam kamar dan menciumnya setiap saat.
Rasa senang itu dilanjutkan dengan ucapan rasa syukurnya “oh, Tuhanku terima kasih atas anugerahMu”.
6. Nada
Penyair
menceritakan tentang kesenangannya terhadap bunga.
7. Perasaan penyair
Perasaan
penyair saat menciptakan puisi merasakan kesenangan, kegembiraan, itu
disebabkan karena kecintaannya terhadap bunga.
8. Amanat
Penyair
ingin mengungkapkan perasaan senangnya terhadap bunga yang menyebabkan
seseorang ikut menyukai dan menyenangi bunga karena dapat membuat suasana hati
menjadi senang dan nyaman.
A.
PADA ULENG
Sampai
Engkau Pergi
Dirimu menemaniku
Menemani hari-hariku yang hampa dan
sepi
Kini kau pergi meninggalkanku
Di saat aku mencintaimu
Kau berikan aku segalanya
Kau rela mencercah hidupmu
Hanya untuk kebahagiaanku
Kau menjadikan dirimu atas aku
Tapi….
Yang kau dapat hanyalah duri
Duri, dariku
Dariku yang sering melukaimu
Bahkan sampai engkau pergi
Aku masih tetap menyesali duri yang
kuberikan padamu
Apalah dayaku
Entah bagaimana aku bisa mengganti
duri itu menjadi bunga yang indah….
-
Aliran Puisi
Aliran yang terdapat pada puisi-puisi
karya saya dapat di simpulkan bahwa puisi saya termasuk aliran romantisme dan
realisme
-
Analisis puisi yang berjudul “ Sampai Engkau Pergi”
·
Struktur Fisik
1.
Diksi
Dari kutipan
puisi “Sampai Engkau Pergi” yang bunyinya “Yang
kau dapat hanyalah duri, Duri, dariku, dan Dariku yang sering melukaimu” dapat
saya simpulkan bahwa kata duri dalam
puisi tersebut melukiskan tentang luka hati atau tentang perasaan duka.
2.
Pengimajian
Pada baris pertama, ke dua, dan ke tiga terdapat kata
“dirimu yang menemaniku, menemani hari-hariku yang hampa dan sepi, kini kau
pergi meninggalkanku”. Kata-kata tersebut seolah-olah membawa kita pada kisah
tersebut, kisah seseorang yang meninggalkan kita di saat kita sudah merasa
mencintainya dan dia pergi meninggalkankan kita. Kata tersebut dapat di
golongkan pada “Imaji Visual”.
3.
Kata Kongkret
Pada
baris ke lima sampai baris akhir puisi tersebut dapat saya simpulkan sebagai
kata kongkret di mana kata-kata yang terdapat di dalamnya melukiskan tentang keadaan dan
suasana batin yang membuat pembaca agar bias merasakan luka batin atau
membangkitkan imaji pembaca.
4.
Bahasa Figuratif
Pada
bais ke delapan dapat disimpulkan bahwa untuk mengatakan sesuatu dengan cara
yang tidak biasa. Maksudnya,dari kata “Kau menjadikan dirimu atas aku” yaitu
seolah-olah hidup seseorang berada di atas tangan pasangannya.
5.
Versifikasi
·
Rima
a.
Pada baris ke dua terdapat kata “hari-hariku”
termasuk rima tengah.
b.
Pada baris ke empat dan ke lima
terdapt pengulangan kata depan, termasuk pada rima depan.
·
Ritma
Pada baris ke enam sampai baris ke delapan pergantian turun
naik, panjang pendek, keras dan lembutnya bunyi bahasa dengan teratur. Kata “kau
rela mencercah hidupmu” di baca lembut lalu kata “hanya untuk kebahagiaanku” di
baca keras, dan kata “kau menjadikan dirimu atas aku” di baca turun naik.
·
Metrum
Pada
baris awal sampai akhir irama puisi tersebut sudah tetap.
6.
Tipografi
Perwajahannya
berbentuk baris-berbaris
-
Struktur Batin
1.
Tema
Tema
yang terdapat pada puisi “Sampai Engkau Pergi” menceritakan tentang percintaan.
2.
Perasaan Penyair
Menceritakan
tentang luka batin.
3.
Nada dan Suasana
Suasana
hati yaitu tentang kebahagiaan yang berbalut kesedihan.
4.
Amanat
Mendorong
seseorang untuk berhati-hati dalam memilih pasangannya dan jangan mencintai
seseorang terlalu berlebihan.
Nurherniati
MENGANALISIS
PUISI
SAHABAT KU
Sahabat bagaikan
tempatku berteduh
Bila aku terkena air
mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi
hidup,yang tak ada di tempat lain,
Hanya sahabat yang
mengerti dan memahami
Apa yang sedang aku
alami sekarang
Tanpa sahabat
Bagai jiwa yang hilang
dari ragaku
Membuat ragaku yang tak
mampu bergerak dalam langkahku
Persahabatan ini akan
abadi
Meski di dunia initak
ada yang abadi
STRUKTUR FISIK PUISI
1.
DIKSI
2.
PENGIMAJIAN
·
Sahabat
bagaikan tempatku berteduh
Bila
aku terkena air mata dalam kesedihanku
3.
KATA
KONKRET
·
Bagai jiwa
yang hilang dari ragaku
Membuat ragaku yang tak mampu bergerak
dalam langkahku
4.
BAHASA
FIGURATIF
·
Bila aku
terkena air mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi hidup,yang tak
ada di tempat lain,
5.
VERSIFIKASI
·
Rima : Sahabat
·
Ritma :
Jusmiati rahman
PULANG
Saya
ingin ada ayah di ulang tahun ke 21,21,23 bahkan sampai umur ku semakin menuah
Saya
ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang sarjana nanti
Saya
ingin ada ayah ketika saya menikah nanti
Bahkan
menjadi wali nikahku,bukan dia, bukan mereka
Dan
saya ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang ibu dan kau menjadi seorang
kakek
Tapi
belum sempat itu semua terjadi tuhan sudah menyuruhnya untuk ‘PULANG’
v Struktur Fisik Puisi
7. Diksi
Pemilihan
kata dalam puisi yang berjudul ‘ Pulang ‘ ini banyak menggunakan kata-kata yang
bernada sedih. Ini terlihat dari kata-kata yang banyak menggunakan kata ingin dan tuhan sudah menyuruhnya untuk pulang
8. Pengimajian
Penggunaan
kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara
langsung melalui penginderaan manusia, seperti: saya ingin
3.. Kata konkret
Untuk
menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti : saya
ingin ada ayah ketika saya ulang tahun nanti, saya ingin ada ayah ketika saya
sarjana, saya ingin ada ayah ketika menikah dan menjadi wali nikah, saya ingin
ada ayah ketika saya menjadi ibu nanti.
4 Majas(bahasa
figuratif)
Pada puisi ini tidak
menggunakan majas sama sekali.
5. Versifikasi
Versifikasi
meliputi ritma, rima dan metrum
Pada
semua baris dalam puisi ini kata-katanya di ulangi. Sedangkan ritmanya hampir
semua sama tidak ada yang turun naik.
6. Tipografi
Menggunakan tipografi puisi yang sering
digunakan penyair pada umumnya
v Struktur Batin Puisi
9. Tema
Puisi
ini bertemakan kesedihan, bagaimana perasaan kita saat harus kehilangan orang
yang kita cintai entah itu teman, saudara atau orang tua sekalipun. Jika kita
uraikan baris demi baris pada puisi pulang ini, maka struktur semantik/struktur
intaksis sebagai berikut:
Baris pertama hingga baris akhir pada dasarnya sama hanya
terletak pada akhir kalimat seperti, pada baris pertama akhir kalimat penyair
mengatakan ia ingin ada ayah ketika di hari ulang tahunnya, pada baris ke dua
penyair ingin ada ayah ketika ia sarjana, pada baris ke tiga penyair mengatakan
bahwa ia ingin ada ayah ketika menikah, pada baris ke empat penyair ingin
ayahnya menjadi wali nikahnya, pada baris ke lima penyair mengatakan ia ingin
ada ayah ketika penyair menjadi seorang ibu dan ayahnya menjadi seorang kakek. Dan
pada baris terakhir penyair mengatakan belum sempat itu semua terjadi tuhan
sudah menyuruhnya untuk pulang.
10. Nada
Penyair
menceritakan tentang kesedihannya yang harus kehilangan orang tua yaitu Ayah,
saat membuat dan membacakan puisi ini penyair sampai harus meneteskan air
matanya karena begitu terpukulnya.
11. Perasaan
penyair
saat
menciptakan puisi ini penyair merasakan kedukaan dan kehilangan yang amat sangat, dimana penyair harus kehilangan
orang yang sangat ia cintai.
12. Amanat
Yang ingin penyair sampaikan pada pusi ini adalah dimana
kita harus berbakti kepada orang tua kita, orang yang telah membesarkan dan
merawat kita hingga dewasa, jangan sampai kita belum sempat membahagiakannya
tapi beliau telah di panggil oleh Allah yang maha kuasa.
kiki
Hati Yang Setengah
0
SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal dan ku tumis
untuk menambah hatiku
yang telah kau curi
Lalu yang malam Selasa
Pengkajian struktur fisik dan batin
puisi “Hati Yang Setengah”
1.
STRUKTUR FISIK
-
SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
-
Lalu yang malam Selasa
b.
Pengimajian
~ Imaji gustatory
(pencicipan)
-
AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal
dan ku tumis
c.
Kata Konkret
-
SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN
d.
Bahasa Figuratif
~ Hiperbola
-
untuk menambah hatiku
yang telah kau
curi
e.
Tata Wajah atau Tipografi
Perwajahan
puisinya dalam bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.
f.
Versifikasi
-
Rima
-
Ritma
-
Metrum
g.
STRUKTUR BATIN
a.
Tema
Tema puisi ini adalah sakit hati karena cinta yang tidak terbalas.
b.
Nada dan Suasana
-
Suasana :
sedih
c.
Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi adalah rasa sakit hati
karena cinta yang tak terbalas sehingga diungkapkan dengan kata-kata “sepotong
hatimu berikanlah, aka aku makan, untuk menambah hatiku, yang telah kau curi”.
d.
Amanat
Tidak
usah terlalu teringat dengan rasa sakit hati itu.
~ Macam puisi
saya ini termasuk ke dalam puisi auditorium,
puisi subyektif, dan puisi prismatik.
~ Berdasarkan puisi-puisi yang telah saya buat, maka saya
berkesimpulan aliran puisi yang saya ikuti adalah aliran romantisme dan ekspresionisme.
Kasmawati
SEKIAN
TAHUN PELUK FATAMORGANA
tancapkan anak panah
tepat dijantung rakyatnya
membius tak sadar
terjerat untaian kata
membumbung penuh fatamorgana
yah, hari ini kita merasa nyaman
hari ini kita disapa
hari ini kita tersenyum
hari ini harapan itu ada
esok kita menjerit
esok kita diam
esok siapa lagi terbius olehnya?
Makassar, 26 September 2012
v Struktur
batin dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1. Tema
Tema
dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana adalah tentang perjuangan atau sosial
2. Perasaan
penyair
perasaan
penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair menggambarkan
perasaan jengkel dalam puisinya terhadap pemerintah yang semena-mena terhadap
rakyatnya.
3. Nada
dan suasana
penyair
menggambarkan suasana kecewa dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana.
4. Amanat
Dalam
puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair ingin menyampaikan pesan atau
amanat kepada pembaca bahwa pemerintah sekarang ini hanyalah janji-janji belaka
karena alasan kedudukan, setelah ia mendapatkan jabatan kedudukan itu, maka
rakyatnya akan dilupakan dan tidak dipedulikan lagi.
v Struktur
fisik dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1. Diksi
Dalam
puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair memilih kata yang tepat,
kata-kata diberi makna baru, dan yang tidak bermakna diberi makna sesuai dengan
kehendak penyair.
2. Pengimajian
Perasaan
kecewa yang dituangkan penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana,
bukan hanya ingin diketahui pembaca, melainkan penyair menginginkan pembaca
untuk merasakan perasaan kecewa, seperti yang dirasakan oleh penyair.
3. Kata
konkret
Dalam
puisi sekian tahun peluk fatamorgana mengandung kata kiasan atau lambang yang
dapat ditangkap oleh panca indera, contonya kata “panah”.
4. Tata
wajah atau tipografi
Tata
wajah atau tipografi dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, hanya
membentuk baris-baris yang tidak memenuhi alamat.
v Aliran
dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana” adalah aliran realisme sosial.
UNSUR-UNSUR
PEMBANGUN DALAM PUISI “RINDU”
RINDU
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku
putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud
memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...
Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...
Struktur
Fisik
·
Diksi:
Pilihan Kata
Benakku
tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak
gersang air mataku menangisimu..
Rindu
dalam segenap kelaraan
Senja
yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
·
Pengimajian:
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang
dirimu
Serasa
hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih.. (Tangisan)
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih.. (Tangisan)
·
Kata
konkret:
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan
senantiasa menjagamu...
**Kutipan puisi diatas, sangat jelas
menggambarkan keadaan atau suasana batin.
·
Bahasa
Figuratif:
Di
peraduan bayang maya,
yang
tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena
kau adalah harapanku...
**Kutipan puisi diatas secara tidak
langsung mengungkapkan makna, bahwa “peraduan
bayang maya” artinya “mimpi” mimpi pada saat tidur itu terkadang tidak
dianggap nyata oleh sebagian orang. Sedangkan “harapan” itu sendiri bermakna sesuatu yang penyair inginkan, atau
bias disebut tujuan yang hendak dicapai.
·
Tipografi:
Biasa (dalam bait-bait)
Struktur
Batin
·
Tema:
“Percintaan” (Seseorang yang sedang
dilanda kerinduan pada kekasihnya)
·
Perasaan
penyair :
Benakku
tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak
gersang air mataku menangisimu..
Rindu
dalam segenap kelaraan
Senja
yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
**Kutipan puisi diatas menggambarkan
perasaan penyair yang sedang sedih, beserta tangisan yang diungkapkan melalui
bait puisi pertama.
·
Nada
dan suasana :
**Unsur ini tidak dapat ditentukan oleh
penyair jika tidak dibacakan, melainkan dapat ditentukan oleh pembaca.
·
Amanat
:
Ketika seseorang mengalami kesedihan
diakibatkan karena kerinduan yang sangat mendalam, kita tidak boleh
terus-terusan dalam kesedihan dan air mata, sebaiknya kita Sholat, dan meminta
kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia selalu dalam perlindungan-Nya, betapa
tidak? Sholat bisa membuat hati kita tenang, dan kepada-Nya lah kita senantiasa
berharap.
STRUKTUR FISIK, BATIN DAN ALIRAN
DALAM PUISI DARMAWATI FIRDAUS
FIRDAUS
Bulu mata lentik
Atas bantuan mascara
Bibir yang merah mereka
Karena benda yang
sering disebut lipstik
Dengan kulit yang agak gelap
Namun terlihat manis
Postur tubuh kecil dan kurus
Membuatnya terlihat lebih cantik nan anggun
Terbalut akan gaun yang dikenakan
Darmawati Firdaus
Gadis 21 tahun yang apa
adanya
Tapi akan memukau
Dengan senyum apa
adanya
A. STRUKTUR FISIK
1. Diksi
(Pemilihan Kata)
Dalam puisi “Firdaus”
pemilihan kata-kata sangat dilakukan secara cermat, kata-kata yang ditulis
sudah dipertimbangkan makna, bunyi, irama yang memberikan daya sugesti terhadap
kata untuk menghasilkan makna dibalik makna sesuai apa yang diinginkan oleh
penyair.
Sebagai contoh dalam puisi “Firdaus”,
penyair menulis salah satu baris berbunyi: Tapi
akan memukau / Dengan senyum apa adanya
, kata-kata dalam baris itu tidak boleh dibolak-balik menjadi : apa adanya dengan senyum, atau salah
satu kata-katanya diganti dengan makna yang sama karena dengan adanya
penggantian urutan kata dengan penggantian kata-kata itu akan merusak keindahan
dalam puisi tersebut sehingga kehilangan daya gaib yang ada dalam puisi.
2. Pengimajian
Pengimajian
merupakan susunan kata yang mengungkapkan pengalaman penyair seolah-olah dapat
dilihat, didengar dirasakan oleh pembaca yang disampaikan oleh pendengar.
Darmawati
Firdaus
Gadis
21 tahun yang apa adanya
Tapi
akan memukau
Dengan
senyum apa adanya
Dalam puisi “Firdaus” tersebut di atas,
kita seolah-olah dapat membayangkan seseorang yang sedang berdiri tepat
dihadapan kita, dengan senyum apa adanya,
senyum yang diberikan kepada kita itu sangat menawan dan apa adanya yang
terpancar dari bibirnya.
3. Kata
Konkret
Kata konkret
merupakan kata kiasan atau lambang yang dapat ditangkap oleh panca indera yang
dikemukakan oleh penyair.
Untuk
membangkitkan imaji pembaca maka kita harus menggunakan kata-kata yang konkret.
Seperti halnya pengimajian kata konkret juga sangat erat kaitannya dengan
kata-kata kiasa atau lambang. Dalam puisi “Firdaus” terdapat kata konkret yaitu
Dengan kulit yang agak gelap / Namun
terlihat manis karena kata-kata tersebut dapat menyarankan kepada arti yang
menyeluruh.
4. Bahasa
Figuratif
Bahasa figuratif merupakan bahasa yang
tersusun yang menyebabkan puisi tersebut kaya makna atau prismatis, bermajas
dan perlambangan.
Dengan
kulit yang agak gelap
Namun
terlihat manis
Postur tubuh kecil dan kurus
Membuatnya
terlihat lebih cantik nan anggun
Terbalut
akan gaun yang dikenakan
Penyair menggunakan bahasa figuratif
untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan yang secara tidak langsung
mengungkapkan makna yang terkandung puisi. Untuk menggambarkan suasana hati
yang senang, gembira, penyair menggunakan majas dalam puisinya.
5. Tata
Wajah atau Tipografi
Tipografi
merupakan bentuk atau perwajahan puisi. Maksudnya puisi itu ditulis seperti
paragraf dalam prosa, dalam baris-baris yang tidak memenuhi halaman, atau dalam
bentuk lain.
Puisi “Firdaus” ditulis dalam
bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.
6. Persifikasi
(Rima, Ritma, Metrum)
Didalam puisi terdapat bunyi yang
disebut dengan rima dan ritma. Ritma adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk
membentuk musikalitas. Dengan adanya pengulangan bunyi tersebut penyair akan
lebih mempertimbangkan lambang bunyi puisi akan semakin merdu dan semakin indah
jika dibaca.
B.
STRUKTUR
BATIN
1. Tema
Tema merupakan persoalan yang
paling mendesak yang ingin disampaikan oleh penyair. Tema yang dikemukakan oleh
penyair dalam puisi “firdaus” adalah ke sederhanaan.
2. Perasaan
(Feeling)
Perasaan atau feeling merupakan
sikap penyair yang diungkapkan dalam puisi. Dalam puisi “Firdaus” perasaan
penyair itu menunjukkan perasaan yang senang dan gembira. Sikap penyair nampak
membedakan perasaan penyair menghadapi objek tertentu.
3. Nada
dan Suasana
Melalu
puisi, penyair selalu berusaha agar apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya
dapat terwakili. Dalam sebuah pembicaraan, apa yang dibicarakan sangat erat
kaitannya atau hubungannya dengan nada yang digunakan.
Nada suara yang tinggi dan yang
rendah, keras dan lembut, cepat dan lambat akan menimbulkan kesan tertentu.
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana merupakan
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi dari seorang penyair.
4. Amanat
Amanat
merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca setelah memahami
tema, perasaan, nada dan suasana.
Amanat
yang ingin disampaikan penyair melalu puisi “Firdaus” adalah keistimewaan
seorang wanita tidak dinilai dari paras tubuhya yang indah melainkan dari hatinya
yang tulus dan ikhlas.
C.
ALIRAN
DALAM PUISI
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan
prinsip yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata
lain, aliran sangat erat kaitannya dengan sikap dan jiwa penyair dan objek yang
dikemukakan dalam karangannya.
Aliran puisi saya itu merupakan aliran romantisme.
Karena dalam kebanyakan puisi yang saya buat lebih mengutamakan perasaan yang
menggambarkan kenyataan hidup dengan penuh kebahagian dan keindahan. Aliran
romantisme ini lebih mementingkan perasaan. Karya-karya yang bersifat romantik
seringkali membuat perasaan pembacanya ikut larut dalam karya sastra tersebut.
A.
SRI HARDIANTI
TANPA PASTI
Ini lebih dari sekedar kisah cinta,
Bahkan untuk kisah yang sudah lewat, ini tak biasa
Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku.
Untuk hatiku yang teriris
Bayangan wajahmu yang bersalju manis
Hanya seperti perasaan air jeruk nipis
Yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Bahkan sebuah kesalahan untuk percaya
Bahkan untuk kisah yang sudah tak berdaya
Namun, percaya pada awal yang membohongi
Malah akan membelah hati
Hanya akan membela hati
STRUKTUR BATIN
Ø Tema : Perpisahan cinta antara dua manusia karena tidak ada restu
dan adanya kebohongan
Ø Nada : Penyair menjadikan pembaca sebagai objek dalam puisi.
Penyair seperti bersikap antipasti
dan penuh penyesalan kepada pembaca.
Ø Perasaan : Sedih karena perpisahan dan rasa benci karena dibohongi
Ø Amanat : Jangan mudah percaya janji yang belum pasti
STRUKTUR FISIK
Ø Diksi : Ketidakpastian untuk menjadi permaisurimu
Sebab tanpa mahkota restu,
Yang berjalan kepadaku
Ø Pengimajian : Hanya seperti perasaan air jeruk nipis ,
menggambarkan rasa perih yang jatuh menetes pada lukaku dengan sadis
Ø Kata komkrek : Wajahmu yang “bersalju”manis
Bersalju berarti dingin/kaku/tak ada ekspresi
Ø Bahasa figurative : paradox/berdasarkan premis yang akan menghasilkan
kontradiksi
(ketidak pastian untuk menjadi permaisurimu, sebab tanpa mahkota
restu)
Ø Tipografi : baris puisi memenuhi sisi kanan kertas, sedangkan sisi
kiri puisi tidak rata halaman tidak dipenuhi jumlah baris pada tiap bait tidak
tetap
Ø Anafora : malah akan membela hati,
Hanya akan membelah hati
Dwi meyliana sari
KASIH PUTIHMU
IBU
19 tahun sudah
aku bercengkrama dengan alam
Karena Tuhan
menitipkanku dalam rahimmu Ibu
Selama itu,
yang kutahu di setiap waktumu
Tak sedetikpun
kau lewatkan tanpa hangatnya kasihmu
19 tahun sudah
aku menghirup udara bebas
Karena kau tak
pernah lalai menjagaku Ibu
Selama itu,
yang kudapat di setiap waktuku
Adalah cintamu
yang tak pernah pudar
Ibu..yang
kutahu kini
Hanya ketika
aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih
bagai putihnya kapas
Hanya ketika di
dekatmulah
Kutemukan cinta
bagai luasnya jagad raya
Ibu.. sungguh..
Hanya karena
senyummulah aku bertahan
Dan hanya
karena nafasmulah aku hidup
Karena nafasmu
adalah nyawaku
A.
STRUKTUR BATIN PUISI
1. Tema : perasaan cinta seorang
anak kepada ibunya.
2.
Suasana : kedamaian.
3.
Perasaan penyair : senang, gembira,
damai.
4. Amanat : sayangilah ibu. Berbaktilah padanya karena lewat
rahimnyalah kita dapat mengenal alam
B.
STRUKTUR FISIK PUISI
1.
Diksi
Dalam puisi “Kasih Putihmu Ibu” dapat dilihat pada baris terakhir yaitu “dan hanya karena nafasmulah aku hidup
karena nafasmu adalah nyawaku”. Menggambarkan perasaan seorang anak yang
begitu menyayangi ibunya hingga hidupnya bergantung pada ibunya.
2.
pengimajian
Pada “Ibu,
sungguh hanya karena senyummulah aku bertahan”. Imaji visual karena
seolah-olah kita dapat melihat senyum ibu.
3.
Bahasa figuratif
Bahasa
figuratif atau majas yang digunakan adalah smile atau perbandingan. Dapat
dilihat pada penggunaan kata bagai.
Ibu..yang
kutahu kini
Hanya ketika
aku berlari ke hatimulah
Kutemukan kasih
bagai putihnya kapas
Hanya ketika di
dekatmulah
Kutemukan cinta
bagai luasnya jagad raya
4.
Tipografi atau Tata Wajah
Puisi “Kasih Putihmu Ibu” bentuknya
berbaris-baris
5. Kata
Konkret
Pada
puisi tersebut penulis menggunakan kata “putihnya
kapas” untuk menggambarkan atau melukiskan ketulusan kasih seorang ibu.
Isma
setianingsih
MALAM
Saat malam
telah tiba
Gelam
menyertainya
Bintang-bintang
menantinya
Bulan siap
memancarkan cahayanya
Kududuk diam dan menatapnya
Menikmati segarnya hembusan ombak
Suara gemuruh ombak
Menyertai heningnya malam ini
UNSUR
PEMBANGUN SEBUAH PUISI
1.
Struktur Fisik
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik yaitu :
1)
Diksi ( pilihan
kata)
Pilihan
kata-kata dalam puisi yang berjudul “perasaanku” menggunakan kata yang member
makna sesungguhnya tanpa menambahkan makna baru.
2)
Pengimajian
Dalam puisi
yang berjudul “perasaanku” penyair menggunakan kata-kata yang menggambarkan
sesuatu sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan, mendengar, dan melihatnya.
3)
Kata konkret
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan kata-kata kiasan yang bisa
menggambarkan situasi puisi yang sebenarnya, keadaan yang sebenarnya.
4)
Bahasa
viguratif
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan bahasa figurative yaitu majas
untuk menyampaikan perasaan dan suasana hati. Seperti pada puisi tersebut,
penyair merasa kesepian, hening, sesuia dengan suasana hati penyair pada saat
itu.
5)
Tipografi atau
tata wajah
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” penyair menggunakan baris-baris yang tidak memenuhi
halaman dan memiliki tata wajah puisi yang perbait.
6)
Persifikasi
Pada puisi yang
berjudul “ perasaanku” pengarang menggunakan pengulangan bunyi yang tujuannya
akan indah jika dibacakan
2.
Struktur Batin
Unsur-unsur yang termasuk dalam struktur batin yaitu :
1)
Tema
Dalam puisi
yang berjudul “perasaanku” mengandung tema yaitu “kesepian kian menyertai
setian malamku”
2)
Nada dan
suasana
Dalam puisi
yang berjudul “ perasaanku” mengandung nada dan suasana, yaitu npenyair
berharap bahwa apa yang disampaikan oleh penyair, apa yang dirasakan oleh
penyair bisa dirasakan oleh pembaca. Sedangkan suasana pada puisi itu merupakan
kesedihan yang mendalam, kerinduan yang mendalam, dan apa yang dirasakan
penyair itu bisa dirasakn oleh pembaca.
3)
Perasaan
penyair
Dalam puisi
yang berjudul “persaanku” penyair mengungkapkan perasaan penyair dengan
ekspresi jiwanya yaitu kesedihan.
4)
Amanat
Dalam puisi
yang berjudul :perasaan” penyair ingin menyampaikan sebuah pesan yaitu jagalah
orang yang kamu sayangi, selagi dia ada disampingmu karna kamu akan merasa
kehilangan jika dia tidak ada disampingmu.
ALIRAN
DALAM SASTRA
Puisi-puisi yang penyair ciptakan tersebut termasuk kepada aliran
romantik, yang mengungkapkan perasaan jika kebahagian yang disamapikan maka
kebahagian yang diungkapkan tanpa tara begitupun sebaliknya, jika kesedihan
yang diungkapkan maka diungkapkan tanpa tara.
INDAH RUKMIATI
KEKASIH
DAN LAGU INDAHKU
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan
piluku
Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu
Aku ini sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Setelah malam benar menyatu pekat
Sedetikpun tak pernah
kulewati
Untuk mengenang kebaikanmu, kebijaksanaanmu dan senyummu
Yang lebih terang dari cahaya makhluk malam
Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap
Aku kembali merindu…………
STRUKTUR FISIK PUISI
1.
Diksi: pilihan
kata yang digunakan banyak yang menggunakan kata yang bernada seperti ilalang,
dll. Serta penggunaan bahasa sehari-hari
menggambarkan efek realistis contohnya pada bait puisi:
Aku
yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisaku
jangkau lagi, seperti dulu
Serta
penggunaan kata-kata indah menggambarkan efek romantisme:
Aku ingin menangis ketika kudendangkan lagu kehilanganmu
Lagu yang saat ini selalu kunyanyikan untuk menyelimuti gigil dan
piluku
2.
Pengimajian
Penggunaan kata-kata yang
digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara langsung melalui
penginderaan manusia.
Kekasih, tertidurlah dengan tenang
Dan dengarkanlah laguku kulantunkan
Disamping ranjangmu yang gelap
---à Kuburan
Yang lebih
terang dari cahaya makhluk malam -à cahaya lampu
3.
Kata Konkret
Untuk
melukiskan dan menumbuhkan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti:
Aku yang sedih, sedih karenamu
Yang tak bisa ku jangkau lagi, seperti dulu
*Kutipan
puisi diatas sangat jelas
menggambarkan keadaan atau suasana batin.
4.
Bahasa
Figuratif
Aku ini
sendiri, sunyi tanpa gelombang suaramu
Yang menyapu
dan menggilas kencangnya angin dipantai ini
Kutipan puisi
diatas secara tidak langsung mengungkapkan makna, bahwa sunyi tanpa
gelombang suaramu yang artinya
“suara yg indah” merasa hidupnya sunyi tanpa mendengar suaranya yang merdu, dan
begitu indah. Sedangkan “Yang menyapu dan
menggilas kencangnya angin dipantai ini” artinya dengan mendengarkan suara
yang merdu itu, kencangnya angin akan di hapus, akan berkurang dan bahkan
hilang, hidup penyair akan tenang dan damai jika bersama.
5.
Tipografi
Biasa (dalam bait-bait)
STRUKTUR BATIN PUISI
1.
Tema
Bertema tentang
kedukaaan dalam percintaan, penyair
merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat
memukul hatinya sehingga hatinya mati
setelah orang yang dicintainya pergi, duka hati penyair menambah kelemahan jiwa
karena penyair merasa sepi dan sangat kehilangan.
2.
Perasaan
Penyair
Perasaan
penyair pada waktu menciptakan puisi merasakan kesedihan, kedukaan, kesepian,
dan kesendirian. Itu disebabkan karena kehilangan kekasihnya yang sangat
dicintainya.
3.
Nada
Penyair menceritakan
kedukaan serta rasa kehilangan cintanya dengan nada ratapan yang sangat
mendalam, karena luka dan kerinduaannya benar-benar sangat dalam.
4.
Amanat
Penyair ingin mengungkapkan
kehilangan kekasihnya yang menyebabkan seseorang seolah-olah kehilangan segala-galanya.
Cinta yang sungguh-sungguh akan menyebabkan seseorang menghayati apa arti cinta
sesungguhnya serta apa arti kerinduan yang sebenarnya setelah mereka
kehilangan.
a.
Hasriani
pratama
KAPAS PUTIH
Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini
Menekan dan menahan perasaan
Melarang dan mengharamkan rasa yang pernah ada
Menghapus seluruh bayangan dirinya
Meskipun masih tidak bersih seutuhnya seperti semula
Daripada membiarkan rasa ini tetap berjalan
Membuat kapas putih kian bernoda
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini
Menekan dan menahan perasaan
Melarang dan mengharamkan rasa yang pernah ada
Menghapus seluruh bayangan dirinya
Meskipun masih tidak bersih seutuhnya seperti semula
Daripada membiarkan rasa ini tetap berjalan
Membuat kapas putih kian bernoda
Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini
Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini
Jangan biarkan kapas itu menjadi basah karena noda yang ku buat
Diri ini berjanji akan selalu bekukan kisah itu
Sampai akhirnya akan hancur
Bagai puing – puing dan hilang dengan sendirinya
Meskipun diri ini menyadari itu adalah sulit
Dan meski sudah ku haramkan
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini
Tuhan.. jangan biarkan kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini
Jangan biarkan kapas itu menjadi basah karena noda yang ku buat
Diri ini berjanji akan selalu bekukan kisah itu
Sampai akhirnya akan hancur
Bagai puing – puing dan hilang dengan sendirinya
Meskipun diri ini menyadari itu adalah sulit
Dan meski sudah ku haramkan
ANALISIS
Struktur Fisik PUISI
·
Diksi : Dalam
puisi KAPAS PUTIH menggambarkan suatu
kenangan indah yang begitu banyak liku liku namun tetap terasa manis untuk
selalu di ingat, Oleh karena itu, penggunaan kata kata bahasa sehari hari dapat
memberi efek realistis, sedangkan penggunaan kata kata indah dapat memberi efek
romantis, dalam puisi ini ‘ Tuhan.. jangan biarkan
kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·
Pengimajian :
Penyair secara jelas mengimajikan pengalaman pengalaman jiwa, dalam puisi ini ‘Cukuplah jiwa ini yang tenggelam bersama sebuah kisah
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini’.
Cukuplah jiwa ini yang merintih akibat sebuah kisah ini’.
·
Kata Konkret :
Kata kata dalam tiap baris merupakan cerminan kepribadian, yaitu suatu bentuk
pengekspresian yang bersifat pribadi, dalam puisi ini ‘Menghapus seluruh bayangan dirinya’.
·
Bahasa
Figuratif : Penyair mengaitkan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan
sesuatu yang lain, seperti dalam bait puisi “ jangan biarkan kapas-kapas putih
tahu seperti apa aku ini, dalam puisi ini ‘Tuhan.. jangan biarkan
kapas – kapas putih itu tahu seperti apa aku ini’.
·
Versifikasi :
Kata kata yang mendapat penekanan pada tiap baris larik dengan pelantunan irama
yang bertekanan lembut (rendah) dan irama dalam puisi adalah suatu rangkaian
kata kata seolah olah hidup dan bernyawa, dalam puisi ini rimanya ‘Mungkin ini adalah terbaik
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini’.
Mengalahkan rasa egois dalam diri ini’.
·
Tipografi :
Dalam puisi KAPAS PUTIH menggunakan tiporafi baris baris datar
Sturuktur Batin PUISI
·
Tema : Cinta
kasih
·
Perasaan
penyair : Dalam hal ini penyair mengungkapkan isi hati secara tuntas,
·
Nada dan
suasana : Nada santai dan suasana puisi tersebut dapat mengungkapkan perasaan
gelisah dan rindu.
·
Amanat : Jangan
biarkan rasa egois itu membelenggu dalam jiwa.
Harmianti
Ø Aliran puisi
Dari semua puisi hasil karya saya,
maka saya termasuk aliran romantisme dan realisme.
Analisis puisi “ Tanpa Siapa pun “
v Struktur Fisik
( 1 ) Diksi
pada baris
terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “ menunjukkan rasa takut.
Jadi, dunia lain itu melukiskan suasana kehidupan gaib.
( 2 )
Pengimajian
·
Pada baris
ketiga dan empat bait kedua “ bernafas gemetaran bagai ditiup angin putting
beliung “. Seolah-olah mendengar bunyi mulut yang gemetaran karena ditiup angin
yang begitu kencang. Itulah disebut imajinasi auditory
·
Pada baris
ketiga bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan “. Seolah merasakan
ketakutan yang dialami anak kecil. Itulah yang disebut imanasi visual
·
pada baris
terakhir bait pertama “ bagai hidup di dunia lain “. Seolah merasa berada di
tengah-tengah mahluk gaib. Itulah yang disebut imajinasi visual.
( 3 ) Kata
kongkret
Untuk
melukiskan suasana yang gelap dan tidak menyenangkan maka saya menggunakan kata
“ tak berwarna “ karena kata itu lebih
kongkret daripada gelap, keadaan sunyi, atau pun suasana yang menakutkan.
( 4 ) Bahasa
figuratif
·
Pada baris
keempat bait kedua “ bagai ditiup angin
putting beliung “ menggunakan majas
hiperbola ( melebih-lebihkan )
·
Pada baris
ketiga dan empat bait pertama “ bagai anak kecil di tengah hutan dan bagai
hidup di dunia lain “ menggunakan majas perbandingan.
( 5 )
Verifikasi
·
Rima
·
Pada baris
ketiga dan empat bait pertama kata “
bagai “ menggunakan rima depan.
·
Pada baris
pertama dan kedua bait kedua kata “ jadi “ menggunakan rima tengah.
·
Ritma
·
Metrum
( 6 ) Tipografi
Baris-baris
yang tidak memenuhi halaman.
v Struktur Batin
( 1 ) Tema
-
ketakutan
( 2 ) Perasaan
( feeling )
-
Takut
-
Sepi
-
sunyi
( 3 ) Nada dan
suasana
Suasana:
menakutkan
( 4 ) Amanat
Biasakanlah
hidup berkawan dengan banyak orang karena hidup sendiri sangat menyiksa batin.
Ratnasari
Biarlah
Biarlah
waktu yang akan jadi jawaban,
Biarlah
sabar jadi teman perjalanan,
Biarlah
diam sebagai tameng perlindungan,
Biarlah
doa menjadi sarana pengharapan,
Atas
semua rahasia kehidupan,
Atas
apa yang ada di balik jalan panjang,
Birlah
Allah satu-satunya,
Menjadi
sang penunjuk jalan.
v Struktur
batin dalam puisi “Biarlah”
1. Tema
Pengungkapan jiwa
2. Perasaan
penyair
Sedih
3. Nada
dan suasana
Pada saat saya membuat puisi ini
saya merasakan ketenangan dan kepasrahan.
4. Amanat
Harus bersabar dalam menjalani
hidup dan menyerahkan segalanya terhadap sang pencipta.
v Struktur
fisik dalam puisi “Biarlah”
1. Diksi
Pilihan
kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada muram, seperti pada kata
biarlah, sabar, diam, dan doa.
2. Pengimajian
Penciptaan gambaran dalam kata-kata
untuk mendiskripsikan sesuatu sehingga kita yang kita hayati secara langsung melalui
penginderaan manusia, seperti: Atas apa yang ada di balik jalan panjang,
3. Kata
konkret
Untuk
menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti : Atas semua rahasia kehidupan
4. Bahasa
figuratif
Kata yang menggunakan majas, yaitu: Biarlah waktu yang akan jadi
jawaban, Biarlah sabar jadi teman
perjalanan
5. Tata
wajah / tipografi
Bentuk puisi “Biarlah” adalah
berbaris-baris yang tidak memenuhi halaman.
v Aliran
dalam puisi “Biarlah” adalah aliran realism.
Ø Jenis puisi
-
Diafan
-
Auditorium
SRI
DZURIANNI
TUHAN
Sejujurnya kubosan
hidup dalam kesedihan
Aku benci hidup kesepian
Namun apa daya inilah kenyataan
Aku benci hidup kesepian
Namun apa daya inilah kenyataan
Tuhan
Andai bisa kukatakan
Aku kesepian ya Tuhan
Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan
Andai bisa kukatakan
Aku kesepian ya Tuhan
Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan
Tuhan
Andai aku boleh bercerita
Saat ini kumerasa hina
Hina tanpa cinta yg kudambakan
Namun Tuhan
Kuyakin kau lebih mengerti
Apa akhir dari kesedihan ini
Hingga Kau beri aku kekasih hati yg abadi
Andai aku boleh bercerita
Saat ini kumerasa hina
Hina tanpa cinta yg kudambakan
Namun Tuhan
Kuyakin kau lebih mengerti
Apa akhir dari kesedihan ini
Hingga Kau beri aku kekasih hati yg abadi
STRUKTUR FISIK
DIKSI (PILIHAN KATA)
Dalam
puisi diatas, saya menggunkan kata “kesedihan
, kesepian” karena itu sebagai ungapan perasaaan saya, yang saya alami
sekerang. Sejujuranya dengan uang atau harta
tidaka akan menjamin kebahagian saya. karena buat apa banyak uang kalau
tidak ada rasa kasih sayang atau perhatain dari kelurga dan sahabat yang membuat hari –hariku ini merasa
kesepian. Sehingga saya berbicara dan mengaduh kepada allah swt semata.
Seringkali
saya termenung melihat betapa senag dan gembiranya kebersamaan itu , tapi mau gimana lagi saya
seperti “Hina tanpa cinta “ yang merasakan kesendirian melakukan segalanya.
PENGIMAJIAN
Pengimajian
dalam puisi diatas dapat dirasakan seorang pembaca betapa kesepiannya penyair
ini. Yang dapat dilihat dengan d saya berkomunikasi dengan allah ,tempat saya mengaduh dan bercerita.
KATA KONKRET
Saya
menuliskan daya bayangan yang saya gunakan dalam puisi diatas salah satunya adalah kebencian dan kehinaan yang saya rasakan ketika tidak
ada teman atau kelurga disekitar saya.
sehingga merasa dikucilkan dan terhina gara-gara cinta. Tapi saya yakinallah
maha melihat. dan saya yakin akan indah pada waktunya.
BAHASA FIGURATIF
“kekasih hati yg abadi” ini merupakan
bahasa yang saya gunakan untuk mengungkapkan dan yakin bahwa allah akan
memberikan yang terbaik untuk hambanya, walaupun saya tau bahwa tidak ada yang
abadi di dunia ini.
TATA WAJAH atau TIPOGRAF
Lambang
dalam puisi diatas terdiri atas
baris-baris yang tidak memenuhi halaman. uisi konvensional dengan dilengkapi
berupa titik di tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris
dalam puisi masih berlanjut pada baris berikutnya, seperti : Aku kesepian ya
Tuhan Kesepian dalam duka yg tak berkesudahan.
VERIFIKASI
Menggunakan
ritma dan rima. Dalam puisi diatas ritmanya adalah tuhan dan kesepian dan
andai, dimana penggulangan kata Tuhan itu selalu diulang dalam setiap bait
puisi. Serta rimanya itu merupakan naik atau turunnya ucapan bunyi bahasa
seperti Saat ini kumerasa hina Hina tanpa
cinta yg kudambakan.
STRUKTUR BATIN
1. Tema
Bertema
tentang kesedihan yang menceritakan
tentang kesepian seorang perempuan yang tidak memilihki pasangan hidup dan
sahabat serta kelurganya yang begitu
sibuk degan urusan mereka masing-masing.melimpah .Jika kita uraikan bait demi
bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai berikut:
Ø Bait
I
Penyair merasakan kesedihan yang sangat mendalam merasakan kebosanan dan
jenuh, walaupun banyak harta kalau hidup sendiri tidak ada gunanya, tidak ada
keindahannya yang menarik yang dia alami
dalam kehidupannya.
Ø Bait
II
Pada bagain ini merupakan inti dari
kesepian yang tidak bisa di bendung lagi
hanya bisa bercerita dan mengaduh kepada allah swt. Rasa yang dia alami
sangat sakit tanpa ada orang yang menemaninya.
Ø Bait
III
Penyair
dibagian ini mersakan kehinaan yang mendalam dalam jiwanya, merasa tidak laku
oleh cinta, tapi dia memiliki keyakinan yang kuat terhadap allah untuk mendapatkan kekasih yang abadi , yang
diberikan kepadanya.
2. Nada
Suasan dan sikap Penyair yang dicerikan
dalam puisinya yaitu tentang kesedihannya dan kesepiannya dalam menjalani
hidup tanpa ada pasangan.
3. Perasaan
penyair
Perasaan penyair saat
menciptakan puisi merasakan kesengsaraan
dan ehinaan oleh cinta dan kurangnya kasih sayang yang dia rasakan dari orang yang berada disekelilingnya.
4. Amanat
Penyair ingin
mengungkapkan perasaan kesedihan dan kesendirian itu ternyata tidak bagus,
walaupun banyak harta tapi kalau tidak ada kebahagiaan tidak ada rasa cinta ,
hidup tidak berarti.walupun hidup sederhana, tapi penuh kasih sayang dan
kebersamaan akan nikmat dirasakan dan harus disyukuri.
ALIRAN PUISI
Dalam
puisi “TUHAN’ termasuk karya puisi saya diatas, menurut saya termasuk aliran
ekspresionisme yang berbicara tentang perasaan hati yang bergelora, yang ada
dalam batin saya. ekspresi jiwa, saya ungkapkan dalam puisi ini sebagai
gambaran tentang keadaan atau suasana hati yang saya alami.
FITRIANI SANDUPA
BUNGA
Kulihat
warna warni bunga di taman
Warnanya
merah merona
Semerbak
harum mewangi
Tatkala
kupandang begitu indah
Begitu
nyaman bila di pandang
Membuat hatiku senang
Aku tersenyum senang
Ku tak bosan untuk memandang
Rasanya ingin kupetik
Lalu
kusimpan dalam kamar
Ku
cium dan kupersembahkan untukmu yang tersayang
Oh,
Tuhanku
Terima
kasih atas anugerahMu
v Struktur
Fisik Puisi
1. Diksi
Pilihan
kata banyak menggunakan kata-kata yang bernada bahagia, dipantulkan oleh
kata-kata : merah merona, semerbak,
tatkala, kupersembahkan dll.
2. Pengimajian
Penggunaan
kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara
langsung melalui penginderaan manusia, seperti: kulihat warna warni bunga di taman, lalu kusimpan dalam kamar, warnanya
merah merona, di pandang, dan ku cium.
3. Kata konkret
Untuk
menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti : warnamu
merah merona, semerbak harum mewangi, tatkala kupandang begitu indah.
4. Majas(bahasa figuratif)
Gaya
bahasa perbandingan ditemukan pada kalimat “ semerbak harum mewangi” untuk menyamakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan kata pembanding.
5. Verifikasi
Menggunakan
ritma pergantian turun naik ucapan bunyi bahasa seperti pada bait III “ku cium dan kupersembahkan untukmu yang
tersayang. Oh, Tuhanku terimah kasih atas anugerahMu”.
6. Tipografi
Menggunakan
tipografi puisi konvensional dengan dilengkapi enyambemen berupa titik di
tengah baris yang menunjukkan bahwa gagasan pada suatu baris dalam puisi masih
berlanjut pada baris berikutnya, seperti : “
Tatkala ku pandang begitu indah. Begitu nyaman bila di pandang”.
v Struktur
Batin Puisi
5. Tema
Bertema
tentang kesenangan yang melimpah karena melihat bunga yang sangat indah. Jika
kita uraikan bait demi bait, maka struktur semantik/struktur intaksis sebagai
berikut:
Bait I
Penyair merasakan kesenangan yang
melimpah karena melihat bunga. Bunga itu telah membuat hatinya sangat nyaman.
Bait II
Penyair sangat senang dan
tersenyum memandang bunga itu dan membuat hainya ingin memetik bunga tersebut.
Bait III
Setelah ia merasakan ingin
memetik bunga itu lalu ia menyimpannya dalam kamar dan menciumnya setiap saat.
Rasa senang itu dilanjutkan dengan ucapan rasa syukurnya “oh, Tuhanku terima kasih atas anugerahMu”.
6. Nada
Penyair
menceritakan tentang kesenangannya terhadap bunga.
7. Perasaan penyair
Perasaan
penyair saat menciptakan puisi merasakan kesenangan, kegembiraan, itu
disebabkan karena kecintaannya terhadap bunga.
8. Amanat
Penyair
ingin mengungkapkan perasaan senangnya terhadap bunga yang menyebabkan
seseorang ikut menyukai dan menyenangi bunga karena dapat membuat suasana hati
menjadi senang dan nyaman.
A.
PADA ULENG
Sampai
Engkau Pergi
Dirimu menemaniku
Menemani hari-hariku yang hampa dan
sepi
Kini kau pergi meninggalkanku
Di saat aku mencintaimu
Kau berikan aku segalanya
Kau rela mencercah hidupmu
Hanya untuk kebahagiaanku
Kau menjadikan dirimu atas aku
Tapi….
Yang kau dapat hanyalah duri
Duri, dariku
Dariku yang sering melukaimu
Bahkan sampai engkau pergi
Aku masih tetap menyesali duri yang
kuberikan padamu
Apalah dayaku
Entah bagaimana aku bisa mengganti
duri itu menjadi bunga yang indah….
-
Aliran Puisi
Aliran yang terdapat pada puisi-puisi
karya saya dapat di simpulkan bahwa puisi saya termasuk aliran romantisme dan
realisme
-
Analisis puisi yang berjudul “ Sampai Engkau Pergi”
·
Struktur Fisik
1.
Diksi
Dari kutipan
puisi “Sampai Engkau Pergi” yang bunyinya “Yang
kau dapat hanyalah duri, Duri, dariku, dan Dariku yang sering melukaimu” dapat
saya simpulkan bahwa kata duri dalam
puisi tersebut melukiskan tentang luka hati atau tentang perasaan duka.
2.
Pengimajian
Pada baris pertama, ke dua, dan ke tiga terdapat kata
“dirimu yang menemaniku, menemani hari-hariku yang hampa dan sepi, kini kau
pergi meninggalkanku”. Kata-kata tersebut seolah-olah membawa kita pada kisah
tersebut, kisah seseorang yang meninggalkan kita di saat kita sudah merasa
mencintainya dan dia pergi meninggalkankan kita. Kata tersebut dapat di
golongkan pada “Imaji Visual”.
3.
Kata Kongkret
Pada
baris ke lima sampai baris akhir puisi tersebut dapat saya simpulkan sebagai
kata kongkret di mana kata-kata yang terdapat di dalamnya melukiskan tentang keadaan dan
suasana batin yang membuat pembaca agar bias merasakan luka batin atau
membangkitkan imaji pembaca.
4.
Bahasa Figuratif
Pada
bais ke delapan dapat disimpulkan bahwa untuk mengatakan sesuatu dengan cara
yang tidak biasa. Maksudnya,dari kata “Kau menjadikan dirimu atas aku” yaitu
seolah-olah hidup seseorang berada di atas tangan pasangannya.
5.
Versifikasi
·
Rima
a.
Pada baris ke dua terdapat kata “hari-hariku”
termasuk rima tengah.
b.
Pada baris ke empat dan ke lima
terdapt pengulangan kata depan, termasuk pada rima depan.
·
Ritma
Pada baris ke enam sampai baris ke delapan pergantian turun
naik, panjang pendek, keras dan lembutnya bunyi bahasa dengan teratur. Kata “kau
rela mencercah hidupmu” di baca lembut lalu kata “hanya untuk kebahagiaanku” di
baca keras, dan kata “kau menjadikan dirimu atas aku” di baca turun naik.
·
Metrum
Pada
baris awal sampai akhir irama puisi tersebut sudah tetap.
6.
Tipografi
Perwajahannya
berbentuk baris-berbaris
-
Struktur Batin
1.
Tema
Tema
yang terdapat pada puisi “Sampai Engkau Pergi” menceritakan tentang percintaan.
2.
Perasaan Penyair
Menceritakan
tentang luka batin.
3.
Nada dan Suasana
Suasana
hati yaitu tentang kebahagiaan yang berbalut kesedihan.
4.
Amanat
Mendorong
seseorang untuk berhati-hati dalam memilih pasangannya dan jangan mencintai
seseorang terlalu berlebihan.
Nurherniati
MENGANALISIS
PUISI
SAHABAT KU
Sahabat bagaikan
tempatku berteduh
Bila aku terkena air
mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi
hidup,yang tak ada di tempat lain,
Hanya sahabat yang
mengerti dan memahami
Apa yang sedang aku
alami sekarang
Tanpa sahabat
Bagai jiwa yang hilang
dari ragaku
Membuat ragaku yang tak
mampu bergerak dalam langkahku
Persahabatan ini akan
abadi
Meski di dunia initak
ada yang abadi
STRUKTUR FISIK PUISI
1.
DIKSI
2.
PENGIMAJIAN
·
Sahabat
bagaikan tempatku berteduh
Bila
aku terkena air mata dalam kesedihanku
3.
KATA
KONKRET
·
Bagai jiwa
yang hilang dari ragaku
Membuat ragaku yang tak mampu bergerak
dalam langkahku
4.
BAHASA
FIGURATIF
·
Bila aku
terkena air mata dalam kesedihanku,
Disanalah aku berbagi hidup,yang tak
ada di tempat lain,
5.
VERSIFIKASI
·
Rima : Sahabat
·
Ritma :
Jusmiati rahman
PULANG
Saya
ingin ada ayah di ulang tahun ke 21,21,23 bahkan sampai umur ku semakin menuah
Saya
ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang sarjana nanti
Saya
ingin ada ayah ketika saya menikah nanti
Bahkan
menjadi wali nikahku,bukan dia, bukan mereka
Dan
saya ingin ada ayah ketika saya menjadi seorang ibu dan kau menjadi seorang
kakek
Tapi
belum sempat itu semua terjadi tuhan sudah menyuruhnya untuk ‘PULANG’
v Struktur Fisik Puisi
7. Diksi
Pemilihan
kata dalam puisi yang berjudul ‘ Pulang ‘ ini banyak menggunakan kata-kata yang
bernada sedih. Ini terlihat dari kata-kata yang banyak menggunakan kata ingin dan tuhan sudah menyuruhnya untuk pulang
8. Pengimajian
Penggunaan
kata-kata yang digambarkan atas bayangan konkret apa yang kita hayati secara
langsung melalui penginderaan manusia, seperti: saya ingin
3.. Kata konkret
Untuk
menumbuhkan dan melukiskan imajinasi dalam daya bayang pembaca, maka penyair
mengkonkretkan kata-kata seperti : saya
ingin ada ayah ketika saya ulang tahun nanti, saya ingin ada ayah ketika saya
sarjana, saya ingin ada ayah ketika menikah dan menjadi wali nikah, saya ingin
ada ayah ketika saya menjadi ibu nanti.
4 Majas(bahasa
figuratif)
Pada puisi ini tidak
menggunakan majas sama sekali.
5. Versifikasi
Versifikasi
meliputi ritma, rima dan metrum
Pada
semua baris dalam puisi ini kata-katanya di ulangi. Sedangkan ritmanya hampir
semua sama tidak ada yang turun naik.
6. Tipografi
Menggunakan tipografi puisi yang sering
digunakan penyair pada umumnya
v Struktur Batin Puisi
9. Tema
Puisi
ini bertemakan kesedihan, bagaimana perasaan kita saat harus kehilangan orang
yang kita cintai entah itu teman, saudara atau orang tua sekalipun. Jika kita
uraikan baris demi baris pada puisi pulang ini, maka struktur semantik/struktur
intaksis sebagai berikut:
Baris pertama hingga baris akhir pada dasarnya sama hanya
terletak pada akhir kalimat seperti, pada baris pertama akhir kalimat penyair
mengatakan ia ingin ada ayah ketika di hari ulang tahunnya, pada baris ke dua
penyair ingin ada ayah ketika ia sarjana, pada baris ke tiga penyair mengatakan
bahwa ia ingin ada ayah ketika menikah, pada baris ke empat penyair ingin
ayahnya menjadi wali nikahnya, pada baris ke lima penyair mengatakan ia ingin
ada ayah ketika penyair menjadi seorang ibu dan ayahnya menjadi seorang kakek. Dan
pada baris terakhir penyair mengatakan belum sempat itu semua terjadi tuhan
sudah menyuruhnya untuk pulang.
10. Nada
Penyair
menceritakan tentang kesedihannya yang harus kehilangan orang tua yaitu Ayah,
saat membuat dan membacakan puisi ini penyair sampai harus meneteskan air
matanya karena begitu terpukulnya.
11. Perasaan
penyair
saat
menciptakan puisi ini penyair merasakan kedukaan dan kehilangan yang amat sangat, dimana penyair harus kehilangan
orang yang sangat ia cintai.
12. Amanat
Yang ingin penyair sampaikan pada pusi ini adalah dimana
kita harus berbakti kepada orang tua kita, orang yang telah membesarkan dan
merawat kita hingga dewasa, jangan sampai kita belum sempat membahagiakannya
tapi beliau telah di panggil oleh Allah yang maha kuasa.
kiki
Hati Yang Setengah
SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal dan ku tumis
untuk menambah hatiku
yang telah kau curi
Lalu yang malam Selasa
Pengkajian struktur fisik dan batin
puisi “Hati Yang Setengah”
1.
STRUKTUR FISIK
-
SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
-
Lalu yang malam Selasa
b.
Pengimajian
~ Imaji gustatory
(pencicipan)
-
AKAN AKU MAKAN
Pasti lezaaattt….
Ku campur sambal
dan ku tumis
c.
Kata Konkret
-
SEPOTONG HATIMU BERIKANLAH
AKAN AKU MAKAN
d.
Bahasa Figuratif
~ Hiperbola
-
untuk menambah hatiku
yang telah kau
curi
e.
Tata Wajah atau Tipografi
Perwajahan
puisinya dalam bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.
f.
Versifikasi
-
Rima
-
Ritma
-
Metrum
g.
STRUKTUR BATIN
a.
Tema
Tema puisi ini adalah sakit hati karena cinta yang tidak terbalas.
b.
Nada dan Suasana
-
Suasana :
sedih
c.
Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi adalah rasa sakit hati
karena cinta yang tak terbalas sehingga diungkapkan dengan kata-kata “sepotong
hatimu berikanlah, aka aku makan, untuk menambah hatiku, yang telah kau curi”.
d.
Amanat
Tidak
usah terlalu teringat dengan rasa sakit hati itu.
~ Macam puisi
saya ini termasuk ke dalam puisi auditorium,
puisi subyektif, dan puisi prismatik.
~ Berdasarkan puisi-puisi yang telah saya buat, maka saya
berkesimpulan aliran puisi yang saya ikuti adalah aliran romantisme dan ekspresionisme.
Kasmawati
SEKIAN
TAHUN PELUK FATAMORGANA
tancapkan anak panah
tepat dijantung rakyatnya
membius tak sadar
terjerat untaian kata
membumbung penuh fatamorgana
yah, hari ini kita merasa nyaman
hari ini kita disapa
hari ini kita tersenyum
hari ini harapan itu ada
esok kita menjerit
esok kita diam
esok siapa lagi terbius olehnya?
Makassar, 26 September 2012
v Struktur
batin dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1. Tema
Tema
dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana adalah tentang perjuangan atau sosial
2. Perasaan
penyair
perasaan
penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair menggambarkan
perasaan jengkel dalam puisinya terhadap pemerintah yang semena-mena terhadap
rakyatnya.
3. Nada
dan suasana
penyair
menggambarkan suasana kecewa dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana.
4. Amanat
Dalam
puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair ingin menyampaikan pesan atau
amanat kepada pembaca bahwa pemerintah sekarang ini hanyalah janji-janji belaka
karena alasan kedudukan, setelah ia mendapatkan jabatan kedudukan itu, maka
rakyatnya akan dilupakan dan tidak dipedulikan lagi.
v Struktur
fisik dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana”
1. Diksi
Dalam
puisi sekian tahun peluk fatamorgana, penyair memilih kata yang tepat,
kata-kata diberi makna baru, dan yang tidak bermakna diberi makna sesuai dengan
kehendak penyair.
2. Pengimajian
Perasaan
kecewa yang dituangkan penyair dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana,
bukan hanya ingin diketahui pembaca, melainkan penyair menginginkan pembaca
untuk merasakan perasaan kecewa, seperti yang dirasakan oleh penyair.
3. Kata
konkret
Dalam
puisi sekian tahun peluk fatamorgana mengandung kata kiasan atau lambang yang
dapat ditangkap oleh panca indera, contonya kata “panah”.
4. Tata
wajah atau tipografi
Tata
wajah atau tipografi dalam puisi sekian tahun peluk fatamorgana, hanya
membentuk baris-baris yang tidak memenuhi alamat.
v Aliran
dalam puisi “Sekian Tahun Peluk Fatamorgana” adalah aliran realisme sosial.
UNSUR-UNSUR
PEMBANGUN DALAM PUISI “RINDU”
RINDU
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Benakku tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak gersang air mataku menangisimu..
Rindu dalam segenap kelaraan
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
Malam yang larut...
Cahaya rembulan tak dapat meredam kerinduanku
Dua musim, bayangmu tak pernah ku temui..
Serasa hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening
Suara ditengarai ringkuk perih..
Ku
putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud
memohon doa, agar Tuhan senantiasa menjagamu...
Mataku kini terpejam dalam tidur malam..
Sedikit demi sedikit asaku mulai memudar..
Berharap dalam mimpi aku bertemu denganmu...
Di peraduan bayang maya,
yang tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena kau adalah harapanku...
Struktur
Fisik
·
Diksi:
Pilihan Kata
Benakku
tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak
gersang air mataku menangisimu..
Rindu
dalam segenap kelaraan
Senja
yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
·
Pengimajian:
Senja yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang
dirimu
Serasa
hati dalam dekapan kegalauan
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih.. (Tangisan)
Mencuak, menghadirkan kristal bening.(Air Mata)
Suara ditengarai ringkuk perih.. (Tangisan)
·
Kata
konkret:
Ku putuskan untuk menggelar Sajadah..
Bersujud memohon doa, agar Tuhan
senantiasa menjagamu...
**Kutipan puisi diatas, sangat jelas
menggambarkan keadaan atau suasana batin.
·
Bahasa
Figuratif:
Di
peraduan bayang maya,
yang
tak pernah dianggap nyata oleh segelintir orang..
Karena
kau adalah harapanku...
**Kutipan puisi diatas secara tidak
langsung mengungkapkan makna, bahwa “peraduan
bayang maya” artinya “mimpi” mimpi pada saat tidur itu terkadang tidak
dianggap nyata oleh sebagian orang. Sedangkan “harapan” itu sendiri bermakna sesuatu yang penyair inginkan, atau
bias disebut tujuan yang hendak dicapai.
·
Tipografi:
Biasa (dalam bait-bait)
Struktur
Batin
·
Tema:
“Percintaan” (Seseorang yang sedang
dilanda kerinduan pada kekasihnya)
·
Perasaan
penyair :
Benakku
tak henti-hentinya melamunkan dirimu....
Tak
gersang air mataku menangisimu..
Rindu
dalam segenap kelaraan
Senja
yang senantiasa memberi isyarat pada burung malam
Sejauh
mata memandang, namun tak ku temukan bayang dirimu
**Kutipan puisi diatas menggambarkan
perasaan penyair yang sedang sedih, beserta tangisan yang diungkapkan melalui
bait puisi pertama.
·
Nada
dan suasana :
**Unsur ini tidak dapat ditentukan oleh
penyair jika tidak dibacakan, melainkan dapat ditentukan oleh pembaca.
·
Amanat
:
Ketika seseorang mengalami kesedihan
diakibatkan karena kerinduan yang sangat mendalam, kita tidak boleh
terus-terusan dalam kesedihan dan air mata, sebaiknya kita Sholat, dan meminta
kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar ia selalu dalam perlindungan-Nya, betapa
tidak? Sholat bisa membuat hati kita tenang, dan kepada-Nya lah kita senantiasa
berharap.
STRUKTUR FISIK, BATIN DAN ALIRAN
DALAM PUISI DARMAWATI FIRDAUS
FIRDAUS
Bulu mata lentik
Atas bantuan mascara
Bibir yang merah mereka
Karena benda yang
sering disebut lipstik
Dengan kulit yang agak gelap
Namun terlihat manis
Postur tubuh kecil dan kurus
Membuatnya terlihat lebih cantik nan anggun
Terbalut akan gaun yang dikenakan
Darmawati Firdaus
Gadis 21 tahun yang apa
adanya
Tapi akan memukau
Dengan senyum apa
adanya
A. STRUKTUR FISIK
1. Diksi
(Pemilihan Kata)
Dalam puisi “Firdaus”
pemilihan kata-kata sangat dilakukan secara cermat, kata-kata yang ditulis
sudah dipertimbangkan makna, bunyi, irama yang memberikan daya sugesti terhadap
kata untuk menghasilkan makna dibalik makna sesuai apa yang diinginkan oleh
penyair.
Sebagai contoh dalam puisi “Firdaus”,
penyair menulis salah satu baris berbunyi: Tapi
akan memukau / Dengan senyum apa adanya
, kata-kata dalam baris itu tidak boleh dibolak-balik menjadi : apa adanya dengan senyum, atau salah
satu kata-katanya diganti dengan makna yang sama karena dengan adanya
penggantian urutan kata dengan penggantian kata-kata itu akan merusak keindahan
dalam puisi tersebut sehingga kehilangan daya gaib yang ada dalam puisi.
2. Pengimajian
Pengimajian
merupakan susunan kata yang mengungkapkan pengalaman penyair seolah-olah dapat
dilihat, didengar dirasakan oleh pembaca yang disampaikan oleh pendengar.
Darmawati
Firdaus
Gadis
21 tahun yang apa adanya
Tapi
akan memukau
Dengan
senyum apa adanya
Dalam puisi “Firdaus” tersebut di atas,
kita seolah-olah dapat membayangkan seseorang yang sedang berdiri tepat
dihadapan kita, dengan senyum apa adanya,
senyum yang diberikan kepada kita itu sangat menawan dan apa adanya yang
terpancar dari bibirnya.
3. Kata
Konkret
Kata konkret
merupakan kata kiasan atau lambang yang dapat ditangkap oleh panca indera yang
dikemukakan oleh penyair.
Untuk
membangkitkan imaji pembaca maka kita harus menggunakan kata-kata yang konkret.
Seperti halnya pengimajian kata konkret juga sangat erat kaitannya dengan
kata-kata kiasa atau lambang. Dalam puisi “Firdaus” terdapat kata konkret yaitu
Dengan kulit yang agak gelap / Namun
terlihat manis karena kata-kata tersebut dapat menyarankan kepada arti yang
menyeluruh.
4. Bahasa
Figuratif
Bahasa figuratif merupakan bahasa yang
tersusun yang menyebabkan puisi tersebut kaya makna atau prismatis, bermajas
dan perlambangan.
Dengan
kulit yang agak gelap
Namun
terlihat manis
Postur tubuh kecil dan kurus
Membuatnya
terlihat lebih cantik nan anggun
Terbalut
akan gaun yang dikenakan
Penyair menggunakan bahasa figuratif
untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan yang secara tidak langsung
mengungkapkan makna yang terkandung puisi. Untuk menggambarkan suasana hati
yang senang, gembira, penyair menggunakan majas dalam puisinya.
5. Tata
Wajah atau Tipografi
Tipografi
merupakan bentuk atau perwajahan puisi. Maksudnya puisi itu ditulis seperti
paragraf dalam prosa, dalam baris-baris yang tidak memenuhi halaman, atau dalam
bentuk lain.
Puisi “Firdaus” ditulis dalam
bentuk baris-baris yang tidak memenuhi halaman.
6. Persifikasi
(Rima, Ritma, Metrum)
Didalam puisi terdapat bunyi yang
disebut dengan rima dan ritma. Ritma adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk
membentuk musikalitas. Dengan adanya pengulangan bunyi tersebut penyair akan
lebih mempertimbangkan lambang bunyi puisi akan semakin merdu dan semakin indah
jika dibaca.
B.
STRUKTUR
BATIN
1. Tema
Tema merupakan persoalan yang
paling mendesak yang ingin disampaikan oleh penyair. Tema yang dikemukakan oleh
penyair dalam puisi “firdaus” adalah ke sederhanaan.
2. Perasaan
(Feeling)
Perasaan atau feeling merupakan
sikap penyair yang diungkapkan dalam puisi. Dalam puisi “Firdaus” perasaan
penyair itu menunjukkan perasaan yang senang dan gembira. Sikap penyair nampak
membedakan perasaan penyair menghadapi objek tertentu.
3. Nada
dan Suasana
Melalu
puisi, penyair selalu berusaha agar apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya
dapat terwakili. Dalam sebuah pembicaraan, apa yang dibicarakan sangat erat
kaitannya atau hubungannya dengan nada yang digunakan.
Nada suara yang tinggi dan yang
rendah, keras dan lembut, cepat dan lambat akan menimbulkan kesan tertentu.
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana merupakan
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi dari seorang penyair.
4. Amanat
Amanat
merupakan pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca setelah memahami
tema, perasaan, nada dan suasana.
Amanat
yang ingin disampaikan penyair melalu puisi “Firdaus” adalah keistimewaan
seorang wanita tidak dinilai dari paras tubuhya yang indah melainkan dari hatinya
yang tulus dan ikhlas.
C.
ALIRAN
DALAM PUISI
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan
prinsip yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata
lain, aliran sangat erat kaitannya dengan sikap dan jiwa penyair dan objek yang
dikemukakan dalam karangannya.
Aliran puisi saya itu merupakan aliran romantisme.
Karena dalam kebanyakan puisi yang saya buat lebih mengutamakan perasaan yang
menggambarkan kenyataan hidup dengan penuh kebahagian dan keindahan. Aliran
romantisme ini lebih mementingkan perasaan. Karya-karya yang bersifat romantik
seringkali membuat perasaan pembacanya ikut larut dalam karya sastra tersebut.